Jumat, 30 November 2012

Pentingnya Komunikasi dan Koordinasi Demi Peningkatan Kinerja Pegawai


Dimuat di Majalah Bakti (Majalah Kementerian Agama DIY) edisi November 2012 

Bekerja sejatinya memang untuk mencari nafkah dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keluarga. Namun tidak hanya berhenti sampai disitu saja, lebih pada kontribusi apa yang sudah diberikan kepada pihak yang sudah menggaji kita setiap bulannya dengan hasil kerja yang optimal dan berkualitas. Keberhasilan suatu pekerjaan, selain didukung oleh keahlian dan kepandaian yang dimiliki seseorang atau yang sering disebut dengan kecerdasan intelektual adalah kemampuan seseorang untuk bisa berelasi baik dengan orang lain atau dengan sesama pegawai di lingkungan kerjanya. Dalam hal ini kemampuan softskill atau kecerdasan emosional (Emotional Quatient-EQ) seseorang diuji. Sejauh mana seorang pegawai tersebut dapat berelasi baik dengan pegawai yang lain, sejauh mana seorang pegawai dapat membangun hubungan yang “sehat”, bersahabat dan saling mendukung satu sama lain demi pencapaian kinerja yang maksimal. Tentu saja dengan mengutamakan norma-norma dan etika-etika yang baik dalam bertingkah laku. Definisi softskill adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengendalikan diri atau mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Softskill adalah kemampuan berkomunikasi, berkoordinasi, bekerjasama, kejujuran, motivasi, kemampuan beradaptasi(menyesuaikan diri), dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif. Softskill banyak dipengaruhi oleh karakter pribadi seseorang yang berasal dari pendidikan di lingkungan keluarga, tradisi atau kebiasaan(habits) dan pengaruh dari  lingkungan(sosial). Walaupun demikian ketrampilan softskill dapat dilatih dan dipersiapkan, agar dapat memotivasi diri dan orang lain, berkreasi, berinovasi, memimpin, membangun relasi, dan bernegosiasi.

Komunikasi merupakan salah satu bagian dari softskill yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja pegawai. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak yang lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi). Komunikasi adalah suatu proses untuk membangun rasa saling pengertian antara satu pegawai dengan pegawai yang lain, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahpahaman atau miscommunication. Kesalahpahaman yang terjadi akhirnya bisa menghambat dan menghalangi kinerja pegawai sehingga keberhasilan dari suatu tujuan bersama tidak tercapai. Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi). Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya atau communication depends on our ability to understand one another (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi).
Menurut Colin Cherry, komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya (www.wikipedia.org). Demikian juga halnya tujuan bersama yang ingin di raih dalam suatu lingkungan kerja, yaitu hasil kerja yang maksimal dan efektif. Komunikasi dan transfer informasi dari satu pihak ke pihak yang lain harus jelas dan bisa dipahami.

Disamping komunikasi yang baik, diperlukan koordinasi yang baik pula dalam pencapaian hasil kerja yang maksimal. Komunikasi dan koordinasi merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mendukung. Koordinasi adalah proses pemaduan sasaran dan kegiatan dari unit-unit kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif. (James AF Stoner). Dengan berkoordinasi masing-masing unit kerja atau masing-masing anggota tim kerja bersinergi (bekerja bersama menyatukan beberapa kemampuan yang berbeda untuk pencapaian suatu tujuan bersama) dalam rangka mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Dalam bersinergi dibutuhkan sikap kebersamaan, saling menghargai, menghormati perbedaan pendapat orang lain serta kesediaan untuk bekerjasama guna mencapai tujuan bersama yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini unit-unit kerja atau anggota tim kerja yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kiranya dapat saling berkumpul dan bertemu untuk mengkomunikasikan ide dan gagasan berkaitan dengan pencapaian tujuan kegiatan yang dilaksanakan. Menurut pasal 1 PP. No. 6 tahun 1988, koordinasi adalah upaya yang dilaksanakan oleh Kepala Wilayah guna mencapai keselarasan, keserasian dan keterpaduan baik perencanaan maupun pelaksanaan tugas serta kegiatan semua instansi vertikal, dan antara instansi vertikal dengan dinas daerah agar tercapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya. Tampak jelas bahwa keselarasan, keserasian dan keterpaduan adalah tujuan yang ingin dicapai dari adanya koordinasi. Kiranya hal ini dapat diterapkan dalam lingkungan kerja kita masing-masing berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja. Dikatakan pula bahwa keselarasan, keserasian dan keterpaduan ini dibutuhkan sejak tahap perencanaan kegiatan hingga pada tahap pelaksanaan kegiatan. Kesadaran pribadi sebagai anggota tim kerja dan koordinasi terpadu antar bagian yang terlibat dalam pola kerja mendorong produktivitas yang optimal sehingga terwujud hasil kerja yang diharapkan. Disini peran seorang pimpinan sangat dibutuhkan untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahannya. Oleh karena itu, peran komunikasi sangat besar dalam penyampaian segala ide, gagasan, dan pendapat untuk pencapaian koordinasi yang baik. Koordinasi yang baik dihasilkan dari komunikasi yang baik pula. Komunikasi yang baik dihasilkan dari hubungan antar pribadi yang dibangun dengan baik. Sehingga ketiga hal ini : hubungan antar pribadi, komunikasi, dan koordinasi merupakan pendukung demi tercapainya kinerja yang maksimal sesuai dengan tujuan bersama.

Semoga di lingkungan kerja kita masing-masing terbangun hubungan antar pribadi yang baik antara satu pegawai dengan pegawai yang lainnya, sehingga terciptalah komunikasi yang baik yang dapat mendasari terbentuknya koordinasi yang baik pula antar berbagai pihak atau anggota tim kerja yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan guna tercapainya hasil kerja yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga pelayanan kita ke masyarakat semakin optimal.***

                                                                                                                           Oleh : Eva Laura