Pikiran Pembaca KR edisi Senin, 24 Okt 2016 |
Pro dan Kontra Penghapusan PR
Beberapa
waktu yang lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan(Mendikbud), Muhadjir Effendy menginstruksikan
larangan pemberian Pekerjaan Rumah(PR) kepada siswa. Larangan pemberian PR
kepada siswa ini dimaksudkan agar siswa tidak semakin terbebani oleh tugas
sekolah. Selama di sekolah, siswa sudah banyak menerima materi pelajaran dan
tak jarang siswa pulang hingga sore karena ada pelajaran tambahan atau kegiatan
ekstrakurikuler. Siswa menjadi lelah saat sampai di rumah. Belum lagi jika sepulang
sekolah, siswa masih harus mengikuti les privat baik di rumah maupun di lembaga
bimbingan belajar. Hal ini menyebabkan siswa kekurangan waktu untuk sekedar bisa
bermain-main dan bersosialisasi dengan temannya. Khususnya bagi siswa Sekolah
Dasar, mereka jadi kehilangan masa anak-anaknya dikarenakan beban PR yang harus
mereka selesaikan. Siswa yang sibuk mengerjakan PR juga kekurangan waktu untuk
ngobrol dengan orang tua mereka. Pekerjaan Rumah adalah sejumlah aktivitas tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan siswa di luar jam sekolah namun pada kenyataannya banyak ditemukan bahwa PR bukan
dikerjakan oleh siswa itu sendiri melainkan malah dikerjakan oleh orang tua. Beberapa
hal inilah yang melatarbelakangi larangan pemberian PR terhadap siswa.
Instruksi
Mendikbud ini jelas menuai pro dan kontra dari berbagai pihak, baik pihak
sekolah maupun orang tua siswa. Menurut sebagian pihak, pemberian PR kepada
siswa memiliki banyak sekali manfaat dan tujuan. Dengan diberi PR, siswa tumbuh
menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab akan tugasnya sebagai pelajar
yakni belajar. Siswa juga belajar disiplin untuk membagi waktu dan
memprioritaskan kegiatan antara bermain dan belajar. PR membuat siswa menjadi lebih
rajin belajar karena ia harus membuka buku pelajaran dan secara otomatis siswa menjadi
lebih sering membaca buku pelajaran. PR membuat siswa mengulang-ulang materi
yang telah diajarkan sebelumnya di sekolah. Hal ini berkaitan dengan kemampuan
daya ingat seseorang yang terbatas dalam menerima informasi yakni hanya 20-30
detik saja yang dinamakan Short Term
Memort(STM)/Memory Jangka Pendek. Dengan mengerjakan PR siswa
mengulang-ulang pelajaran yang telah diterimanya sehingga pelajaran bisa tersimpan
lebih lama di memori(Long Term Memory/Memori
Jangka Panjang). PR yang diberikan membuat siswa memiliki sifat inisiatif dan mengerjakan
tugasnya secara maksimal tanpa mempedulikan hasilnya entah itu benar atau salah.
Mengerjakan PR bisa menjadi media latihan bagi siswa untuk mendalami materi
yang telah diajarkan oleh guru. Melalui PR siswa juga mampu memberikan penghargaan pada dirinya sendiri. Apabila PR yang dikerjakannya benar dan mendapat nilai yang bagus dari guru, maka timbul rasa bangga, senang dan puas. Hal ini akan semakin memotivasi semangat belajar siswa. PR yang dikerjakan dengan baik juga bisa melatih kemampuan siswa yang memungkinkan siswa untuk memiliki nilai akademik yang tinggi. Variasi PR yang diberikan oleh guru bisa menambah ketrampilan, kreatifitas serta pengetahuan bagi siswa. PR yang bisa dikerjakan sendiri mampu membuat siswa menjadi semakin percaya diri dan ini menandakan bahwa pelajaran yang telah diterimanya di sekolah bisa ia pahami dengan baik dan benar. Selain itu dengan mengerjakan PR, siswa bisa menyiapkan dan mempelajari materi pelajaran yang berikutnya.
Di
sisi lain tak jarang kadang PR juga menjadi penyebab stress bagi siswa yang
berakibat PR hanya dikerjakan asal-asalan. Siswa jadi menyontek PR yang sudah
dikerjakan oleh temannya. Siswa cenderung mengerjakan PR di sekolah dengan
berbagai alasan. Lingkungan rumah yang tidak kondusif juga menjadi kendala tersendiri
untuk menjadi tempat yang nyaman untuk belajar dikarenakan alasan ekonomi. Beban
PR yang berlebihanpun bisa membuat siswa mulai bermalas-malasan dalam mengerjakan
PR dan tidak menyukai belajar bahkan sekolah. Tak jarang didapati kondisi saat siswa tidak
mengerjakan PR sehingga siswa jadi merasa takut dan malu yang menyebabkan siswa
tidak masuk sekolah karena belum mengerjakan PR. Jika memang larangan pemberian
PR ini akan diberlakukan, maka sebaiknya memperhitungkan kemampuan siswa serta
kondisi sekolah. Karena kondisi dan situasi masing-masing sekolah berbeda-beda.
Tingkat kemampuan masing-masing siswapun juga berbeda dalam menerima pelajaran,
apabila seluruh materi pelajaran diselesaikan di sekolah.
Melihat
kondisi ini hendaknya ada koordinasi, kerjasama dan komitmen bersama antara pemerintah,
pihak sekolah dan orang tua dalam mencari solusi bersama agar memberikan hasil
yang maksimal bagi pendidikan siswa. Pemerintah hendaknya memberikan instruksi
yang bijaksana dan bisa dijalankan dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi siswa
serta sekolah. Dari pihak sekolah terutama guru, hendaknya menjalin kerjasama
dan komunikasi dengan orang tua agar dapat saling mendukung proses belajar
siswa dan membimbing siswa saat belajar di rumah.
Guru juga sebaiknya lebih kreatif dan bervariatif dalam memberikan soal-soal
sehingga kegiatan belajar menjadi kegiatan yang menyenangkan. Guru tidak perlu
terlalu banyak memberikan PR yang dapat membebani siswa namun cukup mengulang(review) pelajaran yang sudah diajarkan
di sekolah. Di lain hal, peran orang tua dalam memotivasi siswa dalam belajar
sangatlah penting. Dukungan orang tua dalam membimbing, mendampingi, mengarahkan dan menjelaskan anaknya pada setiap
persoalan yang dihadapi saat mengerjakan PR serta tidak memanjakan anak dengan
mengerjakan PR tersebut bisa memperkuat hubungan antara anak dan orang tua. Dengan demikian orang tua turut ambil bagian dalam pendidikan anak. Komitmen bersama yang dibangun dengan baik oleh pemerintah,
orang tua dan pihak sekolah menjadi jalan terbaik dalam upaya pendidikan siswa.
Jika demikian, ada PR? Gak masalah! ***
-Eva Laura-
👌
BalasHapus👌
BalasHapusAdakah anda mahu memenuhi impian anda dengan dana? Dalam tempoh 24 jam, GLORIA'S LOAN COMPANY (GLC) menyediakan semua jenis Pinjaman pinjaman antarabangsa / tempatan contohnya, pinjaman perniagaan, pinjaman rumah dan lain-lain Pinjaman @ 2% kadar faedah. Sesiapa yang berminat perlu menghubungi kami melalui e-mel dengan maklumat di bawah;
BalasHapusData pemohon:
1) Nama Penuh:
2) Negara
3) Alamat:
4) Seks:
5) Kerja:
6) nombor telefon:
7) Kedudukan semasa di tempat kerja:
8 Pendapatan bulanan:
9) Jumlah pinjaman yang diperlukan:
10) Tempoh pinjaman:
11) Adakah anda memohon sebelum:
12) Tarikh Lahir:
E-mel: (gloriasloancompany@gmail.com) ATAU Nombor Whatsapp: WhatsApp Nombor: +1 (361) 645-7557.
Terima kasih