Judul : A
Man Called #Ahok
Sepenggal Kisah Perjuangan dan Ketulusan
Pengarang : Rudi Valinka (@kurawa)
Penerbit : 7
Press
Cetakan : I,
2016
Tebal : 112
halaman
ISBN :
978-602-18147-3-4
Inspirasi bagi kaum muda
Indonesia
Berprasangka buruk dan
berpikir negatif terhadap orang lain itu lebih mudah daripada berpikir positif
dan melihat kebaikan orang lain. Ketika seseorang melakukan kebaikan dan hasil
karyanya bermanfaat bagi banyak orang, tak jarang orang mencibir dan menilainya
sebagai suatu bentuk pencitraan, contohnya seorang pejabat negara. Seseorang
baru percaya setelah melihat sendiri yang dikerjakan dan mengenal lebih dekat
dengan sosok tersebut beserta orang-orang terdekatnya. Walaupun pada
kenyataannya sebenarnya pejabat tersebut sungguh-sungguh bekerja keras
mengupayakan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa. Sebagai contoh pejabat
bernama Basuki Tjahaja Purnama(Ahok), sosok berdarah Thionghoa yang menuai
banyak kontroversi. Sosok yang tetap berjuang dan bekerja keras bagi kemajuan
negeri dan kesejahteraan rakyat walaupun banyak yang menentang dan bahkan
berujung fitnah. Kecenderungan ini menggugah penulis untuk mencari tahu dan
membuktikan kebenaran untuk menepis prasangka-prasangka buruk yang selama ini
ada di pikiran banyak orang dengan mengunjungi tanah kelahiran Ahok di Belitung
Timur.
Buku ini berisi kumpulan postingan
penulis di twitter tentang pengalaman
masa kecil Ahok dan hasil wawancara penulis dengan orang-orang terdekat Ahok.
Isi buku ini dituangkan dalam format penomoran pada setiap satu atau dua
kalimat dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga sangat mudah dipahami
pembaca. Penulis selain membeberkan latar belakang keluarga Ahok, juga
menceritakan relasi Ahok dengan ayahnya. Ahok belajar banyak hal dari ayahnya,
terutama berbagai karya sosial yang telah dilakukan ayahnya bagi masyarakat
Belitung Timur. Pengalaman masa kecil Ahok bersama keluarga, teman-teman
sekolah dan guru-gurunya disampaikan dalam buku ini disertai dengan foto-foto.
Selain itu foto-foto lokasi sekolah Ahok, masjid yang Ahok ikut membiayai
pembangunannya serta pondok pesantren yang dibangun Ahok juga ada di buku ini.
Tak terlewatkan juga dalam buku ini tentang pengalaman Ahok saat berelasi
dengan pejabat yang berbeda agama ketika saat dewasa dan mulai terjun di dunia
politik.
Dalam buku ini diutarakan
bahwa sosok Ahok sangat menghormati orang yang lebih tua seperti bapak-ibu
gurunya, memiliki jiwa sosial yang tinggi, mudah bergaul dan gemar membantu
orang yang membutuhkan. Salah satu bentuk rasa hormatnya kepada para guru, Ahok
selalu menyempatkan berkunjung ke rumah para mantan gurunya saat ia pulang ke
Belitung Timur. Dalam buku ini memuat kesaksian dari haters(mantan) yang dulunya membenci Ahok, namun akhirnya mendukung
Ahok karena tahu hasil kerja Ahok yang tidak ada hubungannya dengan SARA dan
karena karakter Ahok yang tidak pendendam. Membaca buku ini membuat pembaca
larut dalam suasana dan situasi saat itu.
Buku ini sangat ringan dibaca
dan menginspirasi pembaca untuk semakin melakukan karya terbaik bagi bangsa dan
kesejahteraan rakyat tanpa melihat suku, agama dan rasnya. Buku ini tidak
bermaksud mempengaruhi siapapun untuk memberikan dukungan terhadap Ahok atau
menjadikan buku ini sebagai media untuk berkampanye, terutama di masa menjelang
pilkada seperti sekarang ini. Buku ini hanya mencoba untuk menyampaikan sebuah
kebenaran akan perjuangan dan ketulusan hati seorang Ahok yang berusaha
mengusahakan kesejahteraan rakyat Indonesia. Buku ini dibuat dengan harapan agar
semakin banyak pribadi-pribadi yang mau berjuang bagi bangsa dengan bekerja
Bersih, Transparan dan Profesional terutama kaum muda yang terjun di dunia
politik.***
Oleh:
Eva Laura
mau tnya..cara dapt bukunya bisa di pesan atau ada di toko buku gramedia
BalasHapusDulu saya beli melalui email ini kak, kurawa.book1000@gmail.com
BalasHapusdicoba saja tanya kak. Maaf terlambat balas.
keren
BalasHapus