Bekerja sejatinya memang untuk mencari nafkah dalam rangka memenuhi
semua kebutuhan keluarga. Namun tidak
hanya berhenti sampai disitu saja, lebih pada kontribusi apa yang sudah
diberikan kepada pihak yang sudah menggaji kita setiap bulannya dengan hasil
kerja yang optimal dan berkualitas. Keberhasilan suatu
pekerjaan, selain didukung oleh keahlian
dan kepandaian yang dimiliki
seseorang atau yang sering disebut dengan kecerdasan intelektual adalah kemampuan seseorang untuk bisa berelasi baik dengan
orang lain
atau dengan sesama pegawai di lingkungan kerjanya. Dalam hal ini kemampuan
softskill atau kecerdasan emosional (Emotional Quatient-EQ) seseorang diuji. Sejauh mana seorang pegawai tersebut dapat
berelasi baik dengan pegawai yang lain, sejauh mana seorang pegawai dapat membangun hubungan yang “sehat”,
bersahabat dan saling mendukung satu sama lain demi pencapaian kinerja yang
maksimal. Tentu saja dengan mengutamakan norma-norma
dan etika-etika yang baik dalam bertingkah
laku. Definisi softskill
adalah kemampuan mengenali
perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri, kemampuan
mengendalikan diri atau mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain
(Daniel Goleman). Softskill adalah kemampuan berkomunikasi, berkoordinasi, bekerjasama, kejujuran, motivasi,
kemampuan beradaptasi(menyesuaikan
diri), dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif. Softskill banyak dipengaruhi oleh
karakter pribadi seseorang yang berasal dari pendidikan di lingkungan keluarga, tradisi atau kebiasaan(habits) dan pengaruh dari lingkungan(sosial). Walaupun demikian ketrampilan softskill dapat dilatih dan dipersiapkan, agar dapat
memotivasi diri dan orang lain, berkreasi, berinovasi, memimpin, membangun
relasi, dan bernegosiasi.
Komunikasi merupakan salah satu bagian dari softskill yang sangat berpengaruh dalam
peningkatan kinerja pegawai. Komunikasi adalah suatu
proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak yang lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi). Komunikasi adalah suatu proses untuk membangun rasa
saling pengertian antara satu pegawai dengan pegawai yang lain, sehingga dapat
meminimalisir terjadinya kesalahpahaman atau miscommunication. Kesalahpahaman yang terjadi akhirnya bisa
menghambat dan menghalangi kinerja pegawai sehingga keberhasilan dari suatu tujuan
bersama tidak tercapai. Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'. Secara
sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian
pesan dan orang yang menerima pesan (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi). Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk
dapat memahami satu dengan yang lainnya atau communication depends on our ability to
understand one another (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi).
Menurut Colin Cherry, komunikasi adalah proses
dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan
bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus
rangsangan dan pembangkitan balasannya (www.wikipedia.org). Demikian juga halnya tujuan bersama yang ingin di raih dalam suatu lingkungan
kerja, yaitu hasil kerja yang maksimal dan efektif. Komunikasi dan transfer
informasi dari satu pihak ke pihak yang lain harus jelas dan bisa dipahami.
Disamping komunikasi yang baik, diperlukan
koordinasi yang baik pula dalam pencapaian hasil kerja yang maksimal.
Komunikasi dan koordinasi merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mendukung.
Koordinasi adalah proses pemaduan sasaran dan kegiatan dari
unit-unit kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara
efektif. (James AF Stoner). Dengan
berkoordinasi masing-masing unit kerja atau masing-masing anggota tim kerja
bersinergi (bekerja bersama menyatukan beberapa kemampuan yang berbeda untuk
pencapaian suatu tujuan bersama) dalam rangka mewujudkan tujuan yang ingin
dicapai. Dalam bersinergi dibutuhkan sikap kebersamaan, saling menghargai,
menghormati perbedaan pendapat orang lain serta kesediaan untuk bekerjasama
guna mencapai tujuan bersama yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini unit-unit
kerja atau anggota tim kerja yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan kiranya dapat saling berkumpul dan bertemu untuk mengkomunikasikan ide
dan gagasan berkaitan dengan pencapaian tujuan kegiatan yang dilaksanakan. Menurut
pasal 1 PP. No. 6 tahun 1988, koordinasi adalah upaya
yang dilaksanakan oleh Kepala Wilayah guna mencapai keselarasan, keserasian dan
keterpaduan baik perencanaan maupun pelaksanaan tugas serta kegiatan semua instansi vertikal, dan antara instansi vertikal dengan dinas daerah agar tercapai hasil
guna dan daya guna yang sebesar-besarnya. Tampak jelas bahwa keselarasan, keserasian dan keterpaduan adalah tujuan yang
ingin dicapai dari adanya koordinasi. Kiranya hal ini dapat diterapkan dalam
lingkungan kerja kita masing-masing berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan
di masing-masing unit kerja. Dikatakan pula bahwa keselarasan, keserasian dan
keterpaduan ini dibutuhkan sejak tahap perencanaan kegiatan hingga pada tahap pelaksanaan
kegiatan. Kesadaran pribadi sebagai anggota tim kerja dan koordinasi terpadu
antar bagian yang terlibat dalam pola kerja mendorong produktivitas yang
optimal sehingga terwujud hasil kerja yang diharapkan. Disini
peran seorang pimpinan sangat dibutuhkan untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahannya.
Oleh karena itu, peran komunikasi sangat besar dalam penyampaian segala ide,
gagasan, dan pendapat untuk pencapaian koordinasi yang baik. Koordinasi yang
baik dihasilkan dari komunikasi yang baik pula. Komunikasi yang baik dihasilkan
dari hubungan antar pribadi yang dibangun dengan baik. Sehingga ketiga hal ini :
hubungan antar pribadi, komunikasi, dan koordinasi merupakan pendukung demi
tercapainya kinerja yang maksimal sesuai dengan tujuan bersama.
Semoga di lingkungan kerja kita masing-masing
terbangun hubungan antar pribadi yang baik antara satu pegawai dengan pegawai
yang lainnya, sehingga terciptalah komunikasi yang baik yang dapat mendasari
terbentuknya koordinasi yang baik pula antar berbagai pihak atau anggota tim
kerja yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan guna tercapainya
hasil kerja yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga pelayanan
kita ke masyarakat semakin optimal.***
Oleh : Eva Laura
Oleh : Eva Laura