Rabu, 09 November 2016

Hidup dan (gaya) Hidup

"Orang tua rela hidup sederhana demi memenuhi kebutuhan putranya,
hanya demi sebuah gaya hidup"
-eve-

Rabu 9.11.16

Siang ini saya berbincang dengan seorang teman, beliau ibu dengan 2 orang putra, satu laki-laki dan satu perempuan. Kedua putranya sama-sama duduk di bangku SMA. Beliau membagikan kisahnya dalam membesarkan putra-putri mereka yang menginjak usia remaja. Beliau ekstra hati-hati menjaga putra-putrinya terutama dalam bergaul dengan teman-teman sekolah. Di jaman yang sudah semakin maju ini beliau mesti mengeluarkan uang ekstra untuk memenuhi kebutuhan sekolah mereka. Gaya hidup di kota seperti Yogyakarta ini bisa dibilang cukup tinggi. Bersekolah bersama berbagai teman dengan latar belakang keluarga menengah keatas, menuntut si Ibu untuk rela menomorduakan kepentingannya demi mencukupi kebutuhan putra-putrinya. Terkadang ibu cukup makan dengan lauk seadanya di rumah, sedangkan putranya bersama teman-temannya makan di rumah makan yang mewah sekedar untuk merayakan ulang tahun temannya. Di lain hal, kebutuhan putra-putrinya seperti sepatu, baju, tas, dll dituntut bermerk yang berharga tinggi. Pengaruh lingkungan sekolah membuat mereka untuk mengikuti gaya hidup mewah yang melebihi kemampuan keluarganya.

Anganku melayang dan pikiranku bertanya, 
Bagaimana jika orang tua tidak bisa memenuhi kebutuhan itu karena ekonomi keluarga yang kurang? 
Akankah anak merasa minder karena tidak bisa seperti temannya?
Atau orang tua akan merasa malu karena tidak bisa memenuhi keinginan anaknya?

Lepas dari semuanya ini kondisi semacam itu harus disikapi secara bijaksana. Tingginya harga-harga kebutuhan jaman sekarang memang menuntut orang tua untuk semakin cerdas dalam memanajemen keuangan dan mendahulukan kebutuhan daripada keinginan. Orang tua juga dituntut untuk semakin giat dan kreatif mengusahakan pemasukan bagi keluarga. Orang tua juga harus mengontrol permintaan anaknya dengan tidak selalu memenuhi setiap permintaannya.

Namun di lain hal anak juga harus diberi pengertian berkaitan dengan kemampuan ekonomi orang tuanya agar bisa memahami dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan untuk pemenuhan gaya hidup semata. Anak juga perlu diajarkan untuk semakin menghargai kerja keras orang tua dan lebih mengutamakan tugasnya yakni belajar. Selain itu anak juga diajak untuk hidup hemat dan menghargai uang.

Memenuhi kebutuhan?
atau 
Memenuhi keinginan?


Mungkin kisah ibu itu juga menjadi kisah-kisah kebanyakan orang tua di luar sana.
Diatas semuanya itu anak juga diberi pemahaman untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan agar menghayati bahwa semuanya itu hanyalah sarana saja untuk hidup di dunia dan bukan yang utama. Dengan semua kebutuhan duniawi itu kita semua bisa semakin dekat dengan Tuhan, Sang Maha Empunya segalanya.***








0 komentar:

Posting Komentar