Sabtu, 18 November 2017

Review Film Justice League

Dalam menumpas kejahatan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat umum itu membutuhkan usaha dan kerja keras bersama. Saya jadi teringat dengan tema Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 yakni Kerja Bersama. Demi mewujudkan kesejahteraan yang adil dan beradab di bumi Indonesia, seluruh elemen bangsa baik pemerintah maupun masyarakat hendaknya bersatu padu, bekerja bersama menyatukan visi dan misi agar cita-cita bangsa bisa terwujud.  

Rupanya, ini juga dilakukan oleh para superhero, Wonder Woman(Gal Gadot), Superman(Henry Cavill), Batman(Ben Aflleck), Aquaman(Jason Momoa), Flash(Ezra Miller), Cyborg(Ray Fisher). Mereka berjuang untuk menumpas tokoh bernama Steepenwolf yang hendak menghancurkan bumi dan memperkuat diri sendiri dengan menyatukan tiga mother boxes. 

Namun kerja bersama saja tidaklah cukup, semua perjuangan itu butuh persatuan dalam tim dan kesamaan visi. Persis seperti yang dialami oleh Wonder Woman dan Batman, mereka awalnya hanya berdua saja, namun mengandalkan kekuatan mereka saja tidaklah cukup. Mereka masih membutuhkan kekuatan dan tenaga lain, oleh karenanya mereka mengajak Flash, yang memiliki kelebihan pada kecepatan aliran listrik. Batman kemudian menemui Flash dan memintanya agar mau bergabung bersama untuk menyelesaikan misi ini. Tanpa berpikir panjang Flash mau bergabung bersama Batman dan Wonder Woman, karena alasan agar dia memiliki teman. Flash yang berkarakter kocak, membuat film ini semakin menghibur. Tidak cukup hanya Flash, Batman mengajak juga Aquaman, yang jago berenang di air dan mampu bernafas dalam air serta berkomunikasi dengan makhluk di dalam laut. Berbeda dengan Flash, Aquaman awalnya menolak ajakan Batman. Penolakan ini tidak melemahkan Wonder Woman dan Batman untuk memperjuangkan keselamatan penduduk di bumi, mereka terus mencari bantuan, hingga akhirnya Wonder Woman menemui Cyborg seorang mantan atlit perguruan tinggi yang mengalami kecelakaan mobil namun setelah dilakukan rekonstruksi secara cybernetical membuatnya  memiliki kekuatan yang memungkinkannya terbang, mengubah tangannya menjadi meriam, dan memanipulasi teknologi. Sama halnya dengan Aquaman, Cyborg awalnya juga menolak tawaran Wonder Woman untuk bergabung. Namun akhirnya setelah beberapa hari Cyborg memutuskan untuk mau bergabung, sedangkan Aquaman baru bergabung saat mereka sedang berlaga melawan musuh.

Namun kekuatan mereka masih saja belum cukup, untuk mengalahkan Steepenwolf. Steepenwolf  hanya bisa dikalahkan oleh keturunan Krypton. Alasan itulah yang mendorong Batman untuk menghidupkan kembali Superman. Ide Batman ini mendapat respon pro dan kontra dari yang lain. Namun akhirnya dengan kekuatan sebuah "mother boxs", Superman dapat dihidupkan kembali. 

Masalah kembali muncul ketika Superman sudah hidup kembali. Superman masih menyimpan dendam dengan Batman (dalam kisah film sebelumnya). Akhirnya Tim ini harus melawan Steepenwolf sendiri tanpa Superman. Sayangnya 1 mother boxs berhasil juga direbut oleh Steepenwolf. Pertarungan terjadi melawan Steepenwolf tanpa Superman. Hingga pada detik-detik terakhir, Superman datang dan berhasil mengalahkan Steepenwolf. Film ini disutradarai oleh Zack Snynder dengan penulis skenario Chris Terrio.

Dari kisah ini saya bisa mengambil beberapa pesan positif, diantaranya :
  1. Bahwa untuk meraih dan mewujudkan kesejahteraan bersama itu butuh kerja bersama  dan kerja keras.
  2. Setiap anggota tim harus memiliki kesamaan visi dan misi untuk mencapai cita-cita bersama
  3. Pentingnya persatuan dan kesatuan agar bisa menjadi kekuatan untuk melawan kejahatan. 
  4. Mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan diri sendiri/tidak egois.
  5. Mau mendengarkan saran dari orang lain.
Poster Film

Superheroes

Tiket Nonton
Semoga review singkat saya ini bermanfaat bagi para pembaca dan penikmat film.***