Kamis, 20 Desember 2018

Review Film Aquaman


Judul                       : Aquaman
Sutradara                : James Wan 
Penulis Skenario    : Will Beal 
Rumah Produksi    : Warner Bros. Pictures
Durasi                    : 143 menit
Bahasa                   : Inggris
Produser                : Rob Cowan, Peter Safran


Pahlawan sejati itu berjuang bagi banyak orang
Pahlawan sejati itu harus berani, rendah hati, berjiwa ksatria, dan cinta damai


Apakah kamu peduli dengan lingkungan sekitarmu, terutama kehidupan di bawah laut?
Atau malah sebaliknya?
Sering membuang sampah sembarangan saat berwisata ke pantai?
Dan menangkap ikan di laut dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang membahayakan kehidupan di bawah laut? 

Kritik Sosial

Kritik sosial yang disampaikan melalui film Aquaman ini sangat mengena penonton. Konflik yang terjadi antara penghuni daratan dan lautan Atlantis dikarenakan penghuni daratan sering merusak dan mematikan ekosistem yang ada di bawah laut. Dendam dan kebencian inilah yang menyebabkan Arthur/Aquaman yang diperankan oleh Jason Momoa berada dalam posisi yang terjepit. Dia harus bertanggung jawab untuk mendamaikan dua dunia itu. Arthur adalah keturunan dari penghuni daratan seorang penjaga menara mercusuar dan Ratu Laut Atlantis bernama Atlanna yang diperankan oleh Nicole Kidman.

Alur Cerita 

Di awal cerita, film ini menggunakan alur mundur dan di beberapa adegan sesekali penonton diajak untuk mengetahui kisah sebelumnya. Cerita dan alurnya yang bagus membuat penonton merasa betah berlama-lama duduk di bangku bioskop dan waktu 143 menit terasa sangat cepat dan tak terasa lama. Lokasi syuting yang menampilkan keindahan kehidupan bawah laut Lautan Atlantis hhhmmm....mempesona dan memanjakan mata. 

Kekuatan Cinta 

Kesucian dan kekuatan cinta sejati dari dua pribadi yang berbeda asal usul itu menjadi kekuatan untuk mendamaikan dua dunia yang selama ini bermusuhan. Aquaman, Putra Daratan dan Raja Lautan menjadi jembatan untuk mendamaikan keduanya. Arthur/Aquaman, pribadi yang rendah hati, berani menantang maut, berjiwa ksatria, pantang menyerah dan mau berjuang demi kepentingan banyak orang menjadi sosok yang pantas kita teladani. Dialah Pahlawan.

Yuk, jadi pahlawan bagi lingkungan sekitarmu !

Berikut beberapa adegan dalam film Aquaman : 

sumber foto : https://cnet2.cbsistatic.com

sumber foto : https://static1.squarespace.com

sumber foto : http://cdn.collider.com

ini tiket nontonnya

Sabtu, 17 November 2018

Review Film A Man Called Ahok



       Judul                          : A Man Called Ahok 
       Sutradara                   : Putrama Tuta 
       Penulis Skenario       : Dari buku A Man Called #Ahok karya Rudi Valinka 
4     Rumah Produksi       : The United Team of Art
5     Durasi                        : 102 menit
       Bahasa.                      : Indonesia 
       Rilis                           : 8 November 2018


Apakah kamu sudah bersyukur dengan semua yang kamu miliki?
Apakah kamu sudah peduli terhadap keprihatinan orang lain di sekitarmu?
Apakah kamu rela memberikan sebagian dari yang kamu miliki bagi mereka yang membutuhkan?

"Kamu telah menerimanya dengan cuma-cuma, maka kamu juga harus memberikannya dengan cuma-cuma juga."

A Man Called Ahok merupakan film yang diangkat dari buku tentang ketulusan hati dan perjuangan Ahok karya Rudi Valinka yang berjudul A Man Called #Ahok tahun 2016. Saat itu ketika saya tahu akan terbit buku tersebut, saya langsung pre order secara online melalui email kurawa.book1000@gmail.com. Buku tersebut sampai di tangan saya tanggal 30 Desember 2016. Seteleah selesai membacanya, saya sempatkan untuk menulis Resensi buku A Man Called #Ahok.

Berdasarkan kisah nyata(based on true story) film ini menyiratkan banyak pesan moral yang sangat berharga. Daniel Mananta yang berperan sebagai Ahok begitu menghayati peran ini secara maksimal. Dari mulai cara berbicara dan cara berjalannya yang menyerupai Ahok. Dengan menggunakan alur mundur(flashback), kehidupan Ahok kecil di Belitung Timur dikisahkan. Melalui keteladanan orang tua khususnya Sang Ayah, Ahok belajar tentang nilai-nilai sosial, nilai kemanusiaan, kerelaan berbagi, dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil. Disini tampak jelas bahwa peran keluarga sangatlah penting dan berpengaruh dalam menanamkan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan dalam diri anak-anak. Dari keluargalah kita mempersiapkan para penerus bangsa yang baik. Nilai-nilai positif yang diwariskan orang tua kepada anak-anaknya inilah yang nantinya menjadi bekal dan modal dalam mewujudkan sebuah bangsa yang maju, berkarakter dan berkepribadian baik. 
Menurut saya film ini sama sekali tidak bermuatan unsur politik. Film ini hanya mengajak penonton untuk semakin memiliki hati yang dipenuhi rasa kemanusiaan, kepedulian, keadilan dan mengutamakan kesejahteraan rakyat kecil tanpa memandang suku, agama dan ras.

Film ini semakin diperkaya dengan dialog yang sesekali menggunakan bahasa mandarin yang menggambarkan bahwa Ahok seorang yang berdarah Cina(Thionghoa). Bagi saya yang sudah membaca bukunya, film ini tidak memvisualisasikan keseluruhan isi buku. Namun demikian, pesan penting dalam film ini telah tersampaikan dengan baik. Bersama dengan keluarga, sahabat atau rekan kerja film ini bisa menjadi pilihan tontonan yang mendidik. 


Berikut beberapa adegan dalam film A Man Called Ahok : 












Jumat, 02 November 2018

Review Film A Star is Born


       Judul                          : A Star is Born
       Sutradara                   Bradley Cooper
       Penulis Skenario       : Bradley Cooper, Eric Roth, & Will Fetters
4     Rumah Produksi       : Warners Bros Pictures
5     Durasi                        : 136 menit
       Bahasa.                      : Inggris
       Rilis                           : Oktober 2018

Kamu pasti memiliki bakat, bukan?
Apa bakat yang kamu miliki?
Apakah kamu sudah mengembangkan bakatmu itu? 
Atau kamu hanya berdiam diri saja?

Setiap pribadi pasti dianugerahi bakat oleh Tuhan. Entah itu menyanyi, menulis, melukis dan sebagainya. Bakat itu harus selalu dilatih, dikembangkan hingga mencapai prestasi. Namun ada juga seseorang dengan bakat yang dimiliki merasa kurang percaya diri karena lingkungan sekitarnya kurang mendukung. Orang lain justru mengolok-oloknya. Orang lain fokus pada kelemahan yang dimilikinya. Hal ini tentu menghambat perkembangan pribadi seseorang dan membunuh potensi orang lain. 

Hal inilah yang dialami oleh Ally(Lady Gaga) dalam film A Star Is Born. Film Drama Musical romantis ini disutradarai oleh Bradley Cooper yang sekaligus berperan sebagai Jackson. Film ini mengisahkan tentang Ally dengan bakat menyanyinya yang luar biasa. Namun Ally yang sangat berpotensi ini merasa minder dan tidak percaya diri. Ia bahkan mengurungkan niatnya dan mimpinya untuk menjadi seorang "Super Star".  

Hingga akhirnya Ally berjumpa dengan seorang bintang musik country Jackson(Bradley Cooper). Perjumpaan tak terduga ini mengubah hidup Ally. Dukungan dan cinta yang diberikan Jackson membuat Ally semakin percaya diri. Mimpi yang selama ini dianggapnya mustahil, terwujud menjadi nyata. Berkat Jackson, Ally berhasil menjadi seorang bintang yang sangat terkenal. Ternyata Jackson yang seorang bintang terkenalpun ternyata juga memiliki kelemahan pada salah satu alat inderanya, telinga. 

Disela-sela adegan disuguhkan lagu-lagu pop rock yang cukup menghibur. Kualitas suara Bradley Cooper dan Lady Gaga yang tidak diragukan lagi membuat penonton seperti menyaksikan sebuah konser musik. Chemistry yang dibangun dengan sangat apik oleh Lady Gaga dan Bradley Cooper mampu menyajikan adegan-adegan romantis yang membuat penonton "baper".

Menyaksikan film ini kita diajak sejenak berefleksi. Tanpa kita sadari, kadang kita membunuh potensi orang lain melalui ucapan dan perbuatan kita. Jika kita menyadari bahwa setiap pribadi memiliki kelebihan dan kekurangan, maka kita bisa semakin menghargai orang lain. Pengalaman yang dialami Jackson dan Ally mungkin juga pernah terjadi dalam hidup kita. Kita dipertemukan dengan seseorang yang tidak pernah kita duga sebelumnya dan mengantar kita pada pencapaian impian yang selama ini ingin kita inginkan. 

Berikut beberapa adegan di film A Star Is Born :




Kamis, 04 Oktober 2018

Review Film Aruna dan Lidahnya



Judul                    : Aruna dan Lidahnya
Sutradara             : Edwin
Penulis Skenario : dari Novel karya Laksmi Pamuntjak
Rumah Produksi : Palari Films
Durasi                 : 1 jam 46 menit
Bahasa                : Indonesia
Rilis                    : 27 September 2018

Setelah sukses dengan filmnya Ada Apa Dengan Cinta(AADC), kini Dian Sastrowardoyo dan Nikolas Saputra kembali dipertemukan dalam satu layar lebar.  Hadirnya Dian Sastrowardoyo(Aruna) dan Nicholas Saputra(Bono) menjadi daya tarik tersendiri dari film ini. Film yang diangkat dari Novel karya Laksmi Pamuntjak ini mengupas tentang kekayaan resep kuliner Nusantara. Keunikan dan kelezatan resep-resep masakan nusantara disuguhkan dengan balutan kisah romantis dan perjalanan kerja ke beberapa kota di Indonesia. Komposisi dan detil resep masakan nusantara menjadi shot utama dan perhatian khusus dalam film ini, disamping kisah tentang menyelesaikan sebuah proyek pekerjaan. Bagi para pecinta kuliner film ini bisa menjadi alternatif tontonan yang menyenangkan untuk menambah wawasan tentang macam-macam kuliner nusantara.

Akting Dian Sastro yang santai dan apa adanya dengan sedikit dialog monolog yang menggoda cukup mengundang tawa penonton. Akhir film ini sedikit sulit ditebak oleh penonton. Mungkin penonton dibuat sedikit kecewa, karena akhir kisah ini tidak seperti yang mereka harapkan.

Dari film ini penonton diajak untuk semakin bangga dengan kekayaan dan keberagaman kuliner nusantara. Selain itu kita juga diajak untuk terus melestarikan kekayaan kuliner tersebut yang menjadi kekhasan suatu daerah di Indonesia.

Berikut beberapa adegan dalam Film Aruna dan Lidahnya :






Minggu, 30 September 2018

Review Film Alpha




Judul                          : Alpha
      Sutradara                   Albert Hughes
       Penulis Skenario      : Albert Hughes & Dan Wiedenhaupt
4     Rumah Produksi      : Sony Pictures
5     Durasi                        : 1 jam 37 menit
       Bahasa.                      : Inggris
       Rilis                           : September 2018


Pernahkah kamu ada dalam kondisi terburuk seorang diri?
Dimana tidak ada seorangpun yang bisa menolongmu?
Kamu harus berjuang seorang diri untuk bisa keluar dari kondisi itu.
Kamu harus bisa berdamai dan bersahabat dengan lingkungan di sekelilingmu
Bahkan kamu sampai bersahabat dengan binatang sekalipun.

Inilah keadaan yang dialami oleh Keda (Kodi Smit-McPhee). Keda harus dapat berjuang keluar dari kondisi terburuk yang dia alami seorang diri. Dia berusaha menyelamatkan diri agar bisa kembali pulang ke rumah berjumpa dengan kedua orang tuanya.

Film yang bertemakan petualangan dan survival ini menceritakan kisah yang terjadi 20.000 tahun yang lalu pada akhir zaman es. Penonton dibawa untuk bereksplorasi dengan keindahan lokasi syuting di dekat East Coulee, Alberta, Canada dengan pemandangan nan sangat indah. Sejak awal hingga akhir film, penonton disuguhkan dengan pemandangan yang begitu memanjakan mata.

Diawal cerita penonton diajak untuk menyaksikan peristiwa yang menyebabkan Keda ada dalam kondisi terburuk tersebut. Keadaan yang menyebabkan Keda harus terpisah dengan orang tuanya. Sejenak penonton diajak untuk mundur ke suatu masa untuk mengetahui penyebab peristiwa yang menimpa Keda. Dalam hal ini Albert Hughes selaku sutradara sekaligus penulis cerita menggunakan pola nested story(didalam cerita ada cerita).

Lewat film ini penonton diajak untuk semakin peduli dengan sekelilingnya dan makhluk hidup yang lain. Film ini mengekspresikan persahabatan dan cinta kasih manusia dengan seekor anjing, Alpha. Persahabatan yang sangat menyentuh hati dan mengharukan. Alpha yang semula hendak Keda bunuh, kini akhirnya menjadi sahabatnya dan setia menemaninya bahkan di saat-saat terburuk sekalipun. Alpha bahkan berhasil membantu Keda menyelamatkan diri dari incaran musuh.

Selain mau membuka diri dan bersahabat dengan sekeliling, memiliki keberanian untuk menaklukkan rasa takut, memiliki semangat juang yang tinggi, selalu berpikir positif dan optimis, memiliki rasa percaya diri yang besar merupakan beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk dapat selamat dan keluar dari kondisi terburuk yang kita alami.

Berikut beberapa adegan dari film Alpha :














Kamis, 23 Agustus 2018

Review Film Christopher Robin


         



       Judul                         : Christopher Robin
      Sutradara                  : Marc Forster 
       Penulis Skenario       : Alex Ross PerryTom McCarthyAllison Schroeder
4     Rumah Produksi       : Walt Disney Pictures
5     Durasi                       : 103 menit
       Bahasa.                     : Inggris
       Rilis                          : Agustus 2018

Apa tujuan anda bekerja? 
Bagi siapa anda bekerja? 
Apa makna persahabatan bagi anda?

Beberapa pertanyaan ini yang bisa direnungkan setelah menyaksikan film yang ditulis oleh Alex Ross PerryTom McCarthyAllison Schroeder. 

Sadar atau tidak, seringkali kesibukan bekerja membuat para orang tua lalai akan keberadaan keluarga dan orang-orang yang dikasihi(istri, anak-anak, sahabat). Kesibukan bekerja menyita banyak waktu, tenaga dan perhatian sampai-sampai orang-orang terkasih terabaikan. Bekerja itu memang penting. Namun baik jika selalu dihayati bahwa orang tua bekerja itu demi mengusahakan kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga.

Film yang disutradarai oleh Marc Forster ini menjadi pengingat bagi kita semua khususnya orang tua. Kadang kala orangtua mengatasnamakan pekerjaan hingga lalai bahwa hubungan keluarga dan persahabatan itu begitu berharga. Kehangatan dalam keluarga merupakan hal penting yang senantiasa harus diciptakan demi keutuhan dan keharmonisan sebuah keluarga sesibuk apapun pekerjaannya.

Melalui pengalaman masa kecil dan orang-orang terdekatnya, Christopher Robin(Ewan McGregor) kembali disadarkan bahwa yang terutama dan utama adalah keluarga dan persahabatan yang tulus. Lewat aksi lucu Pooh dan teman-temannya Eeyore, Tigger, Owl, Piglet dan Roo di Hundred Acre Wood membuat film ini semakin menghibur dan mampu menyampaikan pesan sederhana namun sarat makna.
Selain menjadi pengingat baik bagi orang tua, film ini juga mengajarkan pada anak-anak tentang arti ketulusan sebuah persahabatan.
Film untuk segala usia ini baik disaksikan bersama seluruh anggota keluarga. 

Berikut cuplikan film Christoper Robin :

Christopher dan Pooh (sah



Christopher dan Pooh

Kamis, 12 Juli 2018

Rabu, 04 Juli 2018

Review Film Kulari ke Pantai

"Belajar Berjiwa Sosial"



Memenuhi kerinduan masyarakat akan hadirnya film anak yang berkualitas dan menjawab keprihatinan akan minimnya film anak Indonesia, produser Mira Lesmana dan sutradara Riri Riza kembali menghasilkan karya film anak berjudul Kulari ke Pantai. Film Kulari ke Pantai ini bercerita tentang perjalanan seorang anak berusia 10 tahun bernama Samudra(Sam) bersama ibunya Uci dari Jakarta ke Banyuwangi. Sam adalah anak pantai yang berasal dari pulau Rote-NTT ingin bertemu dengan surfer idolanya di Pantai G-Land, Banyuwangi. Ketika Sam dan keluarganya menghadiri acara ulang tahun Neneknya di Jakarta, Sam berjumpa dengan Happy sepupunya yang berusia 12 tahun. Saat berjumpa dengan Sam, Happy selalu berusaha untuk merendahkan Sam. Orang tua Happy meminta agar Happy ikut dalam perjalanan Sam dan Mama Uci agar hubungan Sam dan Happy semakin akrab, dekat dan saling menghargai. Namun perjalanan mereka menjumpai banyak peristiwa yang tak terduga. Perbedaan karakter Sam dan Happy membuat mereka sulit untuk akrab. Konflik terjadi diantara mereka. Akhirnya suatu peristiwa tak terduga yang mereka jumpai membuat Sam dan Happy dapat berdamai. Peristiwa ini membuat mama Uci bangga. Film ini diakhiri dengan proses rekonsiliasi sebuah hubungan.

Film yang mengambil setting lokasi di beberapa kota di Indonesia seperti Gunung Bromo di Malang, Bamboo Homestay di Temanggung, Pulau Rote-NTT, desa Limasan Pacitan, dll ini ingin menunjukkan kepada penonton bahwa Indonesia sangat kaya dan memiliki keindahan yang luar biasa. Beberapa adegan dalam film ini menyiratkan banyak pesan moral khususnya bagi anak-anak antara lain bijaksana dalam bermedia sosial dan menggunakan perangkat digital/gadget, memiliki rasa kepedulian dan empati yang tinggi pada sesama yang membutuhkan pertolongan, memiliki rasa cinta dan bangga pada negeri sendiri/Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sikap saling menghargai dan menghormati orang lain dari berbagai suku dan budaya yang berbeda, menjadi pribadi yang pemberani, petualang dan mencintai alam sekitar, menjadi pribadi yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, jujur mau mengakui kesalahan, rendah hati dan masih banyak lagi. Pesan moral inilah yang membuat film ini layak disaksikan oleh anak-anak bersama keluarga di musim liburan sekolah.

Setiap adegan dalam film yang diperuntukan bagi semua usia ini diperankan secara apik oleh para pemeran mampu membuat penonton terharu dan terbahak terutama adegan kocak dari Mukidi (Dodit Mulyanto). ***

Berikut beberapa adegan dalam film ini :
Sam si anak pantai

Mama Uci, Sam dan Happy menginap di Bamboo Homestay


Sam bermain Surfing
sumber foto : www.kularikepantai.com



Rabu, 30 Mei 2018

Review Film The Gift

Mencintai Itu Memberi



Pria dan wanita dicipta untuk saling mencinta. Orang yang mencintai selalu ingin membahagiakan orang yang dicintai. Ia rela berkorban apapun. Bahkan rela memberikan bagian paling berharga dari dirinya. Inilah pesan dari kisah yang diperankan oleh Tiana(Ayushita), Harun(Reza Rahardian) dan Arie(Dion Wiyoko). Tiana seorang gadis cantik korban perselisihan orang tuanya. Ayahnya pergi karena berselisih dengan ibunya. Ibunya bunuh diri. Sepeninggal ibunya, sejak kecil tinggal bersama Ibu asuhnya (Kristin Hakim). Tiana tumbuh dewasa dan menjadi seorang Novelist. Tiana asyik dengan dunianya sendiri. Karena keperluannya untuk menyelesaikan novel terbarunya, ia harus ke Jogja. Di Jogja ia menyewa kamar kecil, di sebuah rumah besar milik Harun. Harun seorang tunanetra. Putra seorang militer yang sangat tertutup dan asyik dengan kesendiriannya. Namun semenjak mengenal Tiana, Harun mampu membuka diri dan memiliki impian. Kisah masa lalu mereka yang hampir sama membuat mereka dekat. Seiring berjalannya waktu kedekatan mereka menumbuhkan cinta. 

Arie seorang dokter spesialis mata adalah teman kecil Tiana. Saat ulang tahun ke-30 Arie datang ke Jogja dan menyatakan cintanya pada Tiana. Konflik terjadi antara Tiana dan Harun saat Harun mengetahui Arie menyatakan cintanya pada Tiana. Harun merasa marah karena telah dibohongi oleh Tiana. Tiana diusir dari rumahnya. Akhirnya Tiana pergi meninggalkan Harun dan memilih tinggal bersama Arie yang tugas di Italy. Karakter Arie yang dewasa, tenang dan bertanggung jawab membuat Tiana merasa nyaman berada di dekatnya. Namun jauh di dalam hati Tiana, ia masih mencintai Harun. Hingga suatu ketika Harun diminta ayahnya untuk melakukan operasi mata di Italy. Operasi dilakukan oleh Arie kekasih Tiana. Hingga akhirnya Arie mengetahui kebenaran yang disembunyikan oleh Tiana. Bahwa ada cinta diantara Tiana dan Harun. Namun Harun masih belum mengetahui kebenaran bahwa Arie adalah kekasih Tiana.  

Operasi Harun berjalan lancar. Harun dapat melihat kembali. Harun harus menerima dan mengetahui kenyataan. Dokter Arie yang membuat Harun bisa melihat adalah Arie yang saat itu menyatakan cinta pada Tiana. Harun terkejut. Inilah puncak dari film The Gift. Tiana dihadapkan pada sebuah pilihan. Siapakah diantara Arie atau Harun yang akan mendampingi hidupnya kelak. Arie begitu mencintai Tiana dengan tulus. Demikian juga halnya dengan Harun.  Kenyataan yang semakin menyedihkan lagi adalah bahwa Tiana tidak memilih satu diantara mereka. Tiana memilih untuk meninggalkan mereka dan larut dalam dunianya sendiri. Selain itu kenyataan yang sangat sulit untuk diterima adalah bahwa Tiana telah memberikan kornea matanya agar Harun dapat melihat kembali. Kini Tiana tidak bisa melihat lagi. Semuanya itu dia lakukan demi kebahagiaan Harun. 

Film The Gift mengambil setting keindahan dan kenyamanan kota Yogyakarta. Dari mulai kegagahan Gunung Merapi yang tampak dari Kaliurang hingga keramahan setiap sudut kota Yogya. Tokoh Harun yang tuna netra diperankan secara sempurna oleh Reza. Tokoh Tiana yang dimainkan oleh Ayusitha mengajak kita untuk berani menerima dan memaafkan masa lalu yang menyakitkan sekalipun serta memberikan segalanya bagi orang yang dicintai.***

Berikut beberapa adegan dalam film The Gift (sumber : www.thegift.co.id)