Sabtu, 17 November 2018

Review Film A Man Called Ahok



       Judul                          : A Man Called Ahok 
       Sutradara                   : Putrama Tuta 
       Penulis Skenario       : Dari buku A Man Called #Ahok karya Rudi Valinka 
4     Rumah Produksi       : The United Team of Art
5     Durasi                        : 102 menit
       Bahasa.                      : Indonesia 
       Rilis                           : 8 November 2018


Apakah kamu sudah bersyukur dengan semua yang kamu miliki?
Apakah kamu sudah peduli terhadap keprihatinan orang lain di sekitarmu?
Apakah kamu rela memberikan sebagian dari yang kamu miliki bagi mereka yang membutuhkan?

"Kamu telah menerimanya dengan cuma-cuma, maka kamu juga harus memberikannya dengan cuma-cuma juga."

A Man Called Ahok merupakan film yang diangkat dari buku tentang ketulusan hati dan perjuangan Ahok karya Rudi Valinka yang berjudul A Man Called #Ahok tahun 2016. Saat itu ketika saya tahu akan terbit buku tersebut, saya langsung pre order secara online melalui email kurawa.book1000@gmail.com. Buku tersebut sampai di tangan saya tanggal 30 Desember 2016. Seteleah selesai membacanya, saya sempatkan untuk menulis Resensi buku A Man Called #Ahok.

Berdasarkan kisah nyata(based on true story) film ini menyiratkan banyak pesan moral yang sangat berharga. Daniel Mananta yang berperan sebagai Ahok begitu menghayati peran ini secara maksimal. Dari mulai cara berbicara dan cara berjalannya yang menyerupai Ahok. Dengan menggunakan alur mundur(flashback), kehidupan Ahok kecil di Belitung Timur dikisahkan. Melalui keteladanan orang tua khususnya Sang Ayah, Ahok belajar tentang nilai-nilai sosial, nilai kemanusiaan, kerelaan berbagi, dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil. Disini tampak jelas bahwa peran keluarga sangatlah penting dan berpengaruh dalam menanamkan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan dalam diri anak-anak. Dari keluargalah kita mempersiapkan para penerus bangsa yang baik. Nilai-nilai positif yang diwariskan orang tua kepada anak-anaknya inilah yang nantinya menjadi bekal dan modal dalam mewujudkan sebuah bangsa yang maju, berkarakter dan berkepribadian baik. 
Menurut saya film ini sama sekali tidak bermuatan unsur politik. Film ini hanya mengajak penonton untuk semakin memiliki hati yang dipenuhi rasa kemanusiaan, kepedulian, keadilan dan mengutamakan kesejahteraan rakyat kecil tanpa memandang suku, agama dan ras.

Film ini semakin diperkaya dengan dialog yang sesekali menggunakan bahasa mandarin yang menggambarkan bahwa Ahok seorang yang berdarah Cina(Thionghoa). Bagi saya yang sudah membaca bukunya, film ini tidak memvisualisasikan keseluruhan isi buku. Namun demikian, pesan penting dalam film ini telah tersampaikan dengan baik. Bersama dengan keluarga, sahabat atau rekan kerja film ini bisa menjadi pilihan tontonan yang mendidik. 


Berikut beberapa adegan dalam film A Man Called Ahok : 












Jumat, 02 November 2018

Review Film A Star is Born


       Judul                          : A Star is Born
       Sutradara                   Bradley Cooper
       Penulis Skenario       : Bradley Cooper, Eric Roth, & Will Fetters
4     Rumah Produksi       : Warners Bros Pictures
5     Durasi                        : 136 menit
       Bahasa.                      : Inggris
       Rilis                           : Oktober 2018

Kamu pasti memiliki bakat, bukan?
Apa bakat yang kamu miliki?
Apakah kamu sudah mengembangkan bakatmu itu? 
Atau kamu hanya berdiam diri saja?

Setiap pribadi pasti dianugerahi bakat oleh Tuhan. Entah itu menyanyi, menulis, melukis dan sebagainya. Bakat itu harus selalu dilatih, dikembangkan hingga mencapai prestasi. Namun ada juga seseorang dengan bakat yang dimiliki merasa kurang percaya diri karena lingkungan sekitarnya kurang mendukung. Orang lain justru mengolok-oloknya. Orang lain fokus pada kelemahan yang dimilikinya. Hal ini tentu menghambat perkembangan pribadi seseorang dan membunuh potensi orang lain. 

Hal inilah yang dialami oleh Ally(Lady Gaga) dalam film A Star Is Born. Film Drama Musical romantis ini disutradarai oleh Bradley Cooper yang sekaligus berperan sebagai Jackson. Film ini mengisahkan tentang Ally dengan bakat menyanyinya yang luar biasa. Namun Ally yang sangat berpotensi ini merasa minder dan tidak percaya diri. Ia bahkan mengurungkan niatnya dan mimpinya untuk menjadi seorang "Super Star".  

Hingga akhirnya Ally berjumpa dengan seorang bintang musik country Jackson(Bradley Cooper). Perjumpaan tak terduga ini mengubah hidup Ally. Dukungan dan cinta yang diberikan Jackson membuat Ally semakin percaya diri. Mimpi yang selama ini dianggapnya mustahil, terwujud menjadi nyata. Berkat Jackson, Ally berhasil menjadi seorang bintang yang sangat terkenal. Ternyata Jackson yang seorang bintang terkenalpun ternyata juga memiliki kelemahan pada salah satu alat inderanya, telinga. 

Disela-sela adegan disuguhkan lagu-lagu pop rock yang cukup menghibur. Kualitas suara Bradley Cooper dan Lady Gaga yang tidak diragukan lagi membuat penonton seperti menyaksikan sebuah konser musik. Chemistry yang dibangun dengan sangat apik oleh Lady Gaga dan Bradley Cooper mampu menyajikan adegan-adegan romantis yang membuat penonton "baper".

Menyaksikan film ini kita diajak sejenak berefleksi. Tanpa kita sadari, kadang kita membunuh potensi orang lain melalui ucapan dan perbuatan kita. Jika kita menyadari bahwa setiap pribadi memiliki kelebihan dan kekurangan, maka kita bisa semakin menghargai orang lain. Pengalaman yang dialami Jackson dan Ally mungkin juga pernah terjadi dalam hidup kita. Kita dipertemukan dengan seseorang yang tidak pernah kita duga sebelumnya dan mengantar kita pada pencapaian impian yang selama ini ingin kita inginkan. 

Berikut beberapa adegan di film A Star Is Born :