Kamis, 17 Oktober 2019

Review Film Cinta Itu Buta


poster (sumber dari internet)
Judul                       : Cinta Itu Buta
Sutradara               : Rachmania Arunita 
Penulis Skenario   : Fanya Runkat
Produser                : Marsio Juwono, Gary Goh
Rumah Produksi   : Timeless Pictures
Rilis                         : 10 Oktober 2019
Durasi                      : 86 menit
Bahasa                 : Indonesia


"Merasakan cinta itu tak selamanya dengan mata yang melihat, melainkan dengan hati yang terbuka." 

Inilah yang dirasakan oleh Diah(Shandy Aulia) gadis asli Indonesia yang bekerja di Busan, Korea Selatan sebagai tur guide. Setelah dia mengakhiri hubungannya dengan tunangannya asal korea Jun-Ho(Chae in woo), dia kehilangan penglihatannya. Hingga akhirnya Diah mengenal dan akrab dengan Nik(Dodit Mulyanto). Nik selalu berusaha  membuat Diah bahagia. Perlahan-lahan Diah  mampu move on dari masa lalunya.

Film ini bersetting lokasi di Busan, Korea Selatan yang indah nan menawan. Di awal cerita menyaksikan film ini, penonton seperti sedang menyaksikan Drama Korea. Beberapa dialog menggunakan bahasa Korea. 

Film romantis berpadu komedi ini sangat menghibur dan membuat penonton "ngakak". Dodit yang seorang komika walaupun berperan sebagai Nik, berdialog dengan gaya bicaranya yang khas dan apa adanya. Humor-humor garing yang dilontarkan Dodit sangat menyegarkan suasana. 
Demikian juga halnya dengan Shandy Aulia dengan gaya bicaranya yang manja-manja membawa ingatan penonton pada film Eiffel I'm in Love.

Walaupun film ini berbalut komedi namun film ini mampu membawa perasaan penonton larut dalam suasana romantis, hangat, ketulusan serta kesederhanaan Nik menyayangi Diah. 

Perhatian, kepedulian serta upaya Nik untuk membuat Diah selalu tertawa mengajarkan pada kita bahwa cinta itu tak selamanya dinilai dengan sesuatu yang terlihat oleh mata, melainkan dari setiap ketulusan yang dapat dirasakan oleh hati.

Alur cerita yang maju mundur membuat penonton tidak jenuh. Kepiawaian penulis cerita dalam membuat jalan cerita yang tidak monoton, membuat film ini semakin asyik untuk dinikmati.

Berikut beberapa adegan di film Cinta Itu Buta.  

sumber : internet 

sumber : internet 

sumber : internet

Senin, 30 September 2019

Setia Pada Sebungkus Nasi

Cover Buku
Di kehidupan sehari-hari, kita menjumpai banyak hal. Baik itu objek berupa benda maupun pribadi yang kaya pengalaman. Tanpa disadari hal-hal yang kita jumpai tersebut mengajarkan kita akan nilai-nilai luhur yang bermakna. 

Buku karya Budi Sardjono bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias(KPKDG) ini menyajikan 129 kisah inspiratif. Kisah-kisah ini berasal dari pengalaman, perjumpaan, maupun pengamatan penulis di lingkungan sekitarnya. Kisah dalam buku ini dibagi menjadi 10 nilai-nilai yang bisa direnungkan. Nilai-nilai itu antara lain kesetiaan, kebijaksanaan, perjuangan, perdamaian, pelayanan, pengorbanan, ketulusan, persahabatan, kasih sayang, dan persahabatan.

Cover buku dan empat tulisan saya
Setiap nilai ada beberapa kisah yang tersaji. 
Semoga kisah dalam buku ini mampu menginspirasi pembaca untuk semakin menghayati hal-hal sederhana dengan cara yang luar biasa. 

Terimakasih pada rekan-rekan KPKDG Yogyakarta.
Terimakasih semesta yang telah mengajarkan banyak kebijaksanaan. 










This entry was posted in

Minggu, 07 Juli 2019

Resensi Buku Orang-Orang Biasa

Cover buku OOB 

Membaca novel Orang-Orang Biasa merupakan pengalaman kali pertamaku menikmati buku karya Andrea Hirata. Pantas saja jika karya-karya beliau menjadi best seller dan bahkan diterbitkan ke 25 versi bahasa asing. Caranya merangkai kata, membuat dialog, menyampaikan pesan memiliki gaya yang sungguh istimewa. Kepiawaiannya menyampaikan kisah fiksi sungguh mampu membuat pembaca larut dan turut berimajinasi. Kritik sosial dan pesan yang mendalam disampaikan secara halus namun  mengena. Pembaca sungguh bisa menikmatinya.


lembar pertama bertanda tangan Andrea Hirata

Ini juga pengalaman kali pertamaku meresensi sebuah novel. Sungguh pengalaman yang sangat istimewa dan berharga. Saya dapat belajar banyak hal. Semakin istimewa karena saya diberi ruang oleh Harian Kedaulatan Rakyat untuk berbagi kepada pembaca. Berikut bukti muat resensi saya yang dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta edisi Minggu, 7 Juli 2019.
bukti muat di KR

Thank you, God.
Thank you, KR.
Thank you, Pak Cik Andrea Hirata

Selasa, 02 Juli 2019

Buku Saku Umat Kisah Santo Santa

cover buku 

Zaman sekarang kebiasaan orang tua membacakan dongeng pada anak-anaknya semakin luntur. Gereja melalui Keuskupan Agung Semarang khususnya Rumpun Beriman DKP KAS berusaha untuk menghidupkan kembali kebiasaan itu. Buku saku umat "Kisah Santo Santa" ini bisa menjadi salah satu pilihan bacaan untuk dibacakan pada anak-anak. Buku ini mengenalkan anak-anak tentang kisah hidup Santo-Santa. Sederhana dan mudah dipahami. Kisah dalam buku ini ditulis menggunakan kalimat yang singkat dengan gaya bahasa yang menarik bagi anak-anak. Harapannya anak-anak semakin terinspirasi dan meneladan kisah hidup para Santo-Santa. Dengan demikian iman anak-anak kita semakin bertumbuh dan mendalam. 



Terimakasih Bapa.
Terimakasih teman-teman Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias(KPKDG) boleh berproses bersama. Pengalaman yang sungguh berharga bisa belajar bersama kalian***


Kala itu, 
(PPSM, 22-23 September 2018)

This entry was posted in

Sabtu, 29 Juni 2019

Buku dari Kompas Gramedia

Puji Tuhan ! berhasil menyelesaikan  resensi Y Book. Salah satu buku terbitan Kompas Gramedia. Reward dan perhatian penerbit Gramedia terhadap para penulis resensi sangat baik. Mereka memberikan tawaran kepada penulis tentang judul buku yang diinginkan. Langsung saya memilih buku yang saya inginkan. Kali ini saya ingin belajar menulis dari Kak Okky Madasari. Dengan membaca buku terbarunya berjudul Mata dan Manusia Laut.
Tak lama setelah saya mengirim email ke Kompas Gramedia, dalam tiga hari buku yang saya inginkan sudah ada di tangan. 

Berikut foto bukunya : 

Buku Mata dan Manusia Laut dengan latar Embung Nglanggeran Gunung Kidul
Terimakasih Kompas Gramedia.

Rabu, 15 Mei 2019

Minggu, 12 Mei 2019

Jumat, 03 Mei 2019

Buku Haru Biru


Buku Haru Biru dan Tulisanku
Berawal dari informasi seorang sahabat Selasa, 13 November 2018 tentang kesempatan untuk terlibat menulis di buku "Haru Biru Mengabdi Ikhlas Beramal".
Sebuah buku yang memuat tentang catatan awal para Aparatur Sipil Negara(ASN) bergabung di Kementerian Agama Republik Indonesia, khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ada dua pilihan saat itu yang bisa kuambil. Kuabaikan saja informasi itu atau kutanggapi dan aku mulai menulis?

"Kenapa tak kuambil saja kesempatan ini?" pikirku saat itu.  Anggap saja ini sebagai media belajar untuk mengasah kemampuan menulisku. 
Sembari kembali mengingat perjalanan dan perjuanganku bisa bergabung di instansi bermotto "Ikhlas Beramal" ini, aku akhirnya mulai menulis.

Puji Tuhan, akhirnya tulisanku selesai juga. Bersama sejumlah penulis yang berasal dari Madrasah dan unit kerja lain, tulisan yang mampu membangkitkan rasa syukur ini akhirnya menjadi buku. 

Tepat di Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2019 di ruang Multimedia, Asrama Haji DIY , buku Haru Biru launching. 

Berikut ini foto cover buku yang sempat mengalami revisi

Cover Buku Haru Biru Cetakan ke-1 (sumber foto : Inmas kemenag DIY)

Cover Baru Buku Haru Biru Cetakan ke-2 (sumber foto : Inmas kemenag DIY)
Acara launching buku Haru Biru dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, Jumat(3/5/19). Berikut fotonya : 

Liputan di harian Kedaulatan Rakyat edisi Jumat 3 Mei 2019


Foto berikut ini penulis yang berasal dari Kementerian Agama Kota Yogyakarta dan editor buku Haru Biru, Bramma Aji Putra. 

Foto bersama editor buku Haru Biru (Bramma Aji Putra)
Kalau ini foto bersama para penulis buku Haru Biru bersama wakil pemimpin redaksi Kedaulatan Rakyat, Ahmad Lutfi. 

Bersama para penulis buku Haru Biru

Di Zona Integritas Corner(ZI Corner) Kantor Kemenag Kota Yogyakarta
Harapannya buku Haru Biru ini mampu membuat pembaca khususnya ASN Kemenag menjadi semakin bangga dan selalu mensyukuri anugerah pekerjaannya sebagai pelayan masyarakat. 

Terima kasih kepada Subbagian Informasi dan Humas Kanwil Kemenag DIY.***





This entry was posted in

Rabu, 01 Mei 2019

Minggu, 31 Maret 2019

Pendapat : Fenomena Prostitusi Online




Hari itu sekitar tanggal 18 Januari 2019 di kantor kedatangan tamu dari penerbit Andi Offset. Saat itu saya berada di kantor dan menemui beliau. Kami berbincang banyak hal tentang buku-buku terbitan Andi Offset, majalah Bahana(majalah yang dibawah naungan Andi Offset) serta kesediaan penerbit Andi untuk memberikan pelatihan pada komunitas yang berminat menjadi kontributor di majalah Bahana. Beliau memberikan beberapa sampel buku dan majalah Bahana. Sejak saat itulah saya mengenal majalah Bahana. Saya baca sekilas majalah Bahana dan beberapa judul buku yang diberikan. 

Tanggal 30 Januari 2019 saya dihubungi oleh seorang teman yang berdinas di kabupaten Bantul. Dia mengaku diminta salah seorang temannya untuk memberikan pendapatnya untuk dimuat di sebuah majalah. Namun karena keterbatasan kemampuannya menulis, maka ia meminta saya untuk mengerjakannya. Kemudian teman saya langsung menghubungkan saya dengan temannya yang bekerja di redaksi majalah itu. 

Beberapa waktu kemudian saya terhubung dan berkomunikasi dengan temannya itu. Beliau memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud serta tujuannya. Beliau meminta saya untuk memberikan pendapat saya berkaitan tentang Prostitusi Online. Beliau memberikan beberapa pertanyaan yang harus saya jawab. Tak disangka. Ternyata beliau adalah salah seorang redaksi dari majalah Bahana. Lhoh...?? kok bisa kebetulan banget sich...beberapa waktu lalu saya berjumpa dengan seseorang yang bekerja di redaksi tersebut dan diberi majalah Bahana. Hari ini saya diminta menulis pendapat di majalah Bahana. It's Small Miracle. Semesta membawa saya untuk mengenal lebih dekat dengan majalah Bahana. Saya yang awal Januari sudah sempat membaca sekilas majalah Bahana, sedikit banyak tahu keinginan dan maksud beliau. Bahkan beliau kaget, kok saya sudah tahu majalah Bahana. Lalu saya menceritakan awal mulanya. 

Akhirnya saya menerima permintaan itu sembari menanyakan dateline tulisan. Ternyata mendesak, esok saya harus menyelesaikan tulisan maksimal 150 kata itu. Tulisan singkat, jelas dan padat, namun pesan tersampaikan. Saya coba kerjakan. Keesokkan harinya Jumat pagi, 1 Februari 2019 saya mengirimkan tulisan tersebut. 

Berikut tulisan singkat saya di rubrik Galeri Pendapat di Majalah Bahana Vol 335 (bulan Maret 2019) halaman 45.  

Galeri Pendapat di majalah Bahana
Tingginya tingkat kebutuhan ekonomi masyarakat saat ini menyebabkan seseorang ingin mendapatkan uang secara instan dengan berbagai cara. Salah satunya prostitusi online yang menjanjikan kepada seseorang untuk memperoleh uang secara cepat dalam jumlah yang banyak. Namuun, bisnis ini melanggar hukum dan moral kesusilaan. Saya merasa prihatin dengan maraknya prostitusi online akhir-akhir ini. Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk menjalankan bisnis yang merugikan beberapa kaum hawa, korban penipuan mucikari. Hal ini juga menjadi ancaman bagi anak-anak sebagai masa depan bangsa. Oleh karena itu, peran orangtua diperlukan dalam mendampingi anaknya dalam menggunakan internet, memantau, serta mengarahkan pada situs-situs yang bermuatan positif. Disamping itu, orangtua wajib memberikan pendidikan iman dan menghidupi kebiasaan berdoa dalam keluarga. Hal ini bisa menjadi media menanamkan pendidikan karakter dan nilai-nilai baik dalam diri anak. Selain itu, orangtua juga harus membekali anak-anak dengan banyak ketrampilan dan keahlian agar kelak mereka bisa hidup mandiri dan sukses.(ev/rdw)

                                         

Sekelumit kisah saya diatas tampaknya sederhana. Namun bagi saya memberikan pengalaman  baru dan berharga.

Terimakasih Bapa.
Terimakasih Semesta.
Terimakasih Majalah Bahana boleh ikut ambil bagian dan terlibat. 


Jumat, 15 Maret 2019

Review Film Yo Wis Ben 2



Judul                       : Yo Wis Ben 2 
Sutradara               : Fajar Nugros, Bayu Skak 
Penulis Skenario   : Bagus Bramanti
Produser                : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
Rumah Produksi   : Starvision
Rilis                         : 14 Maret 2019
Durasi                      : 109 menit
Bahasa                     : Indonesia


Ini kali pertama saya nonton film di hari pertama penayangan di bioskop. Tidak ada niatan sebelumnya, hanya kebetulan. Film Yo Wis Ben 2 merupakan kelanjutan dari Film Yo Wis Ben 1. Saat saya memesan tiket secara online dan hendak memilih seat, wow...!! hampir seluruh seat di dalam studio berwarna merah. Tanda bahwa seat sudah dipesan. Untunglah masih ada 2 seat kosong di baris kedua dari atas, B3 dan B4. Seakan semua itu bentuk kerinduan penonton akan film yang dibintangi oleh Bayu Skak ini. Ini tentu sangat menggembirakan dunia perfilman Indonesia. Perlahan film-film Indonesia semakin berkualitas dan diminati masyarakat. Maju terus perfilman Indonesia....!!!

Cerita film Yo Wis Ben 2 yang masih disutradarai oleh Fajar Nugros dan Bayu Skak ini lebih komplek jika dibandingkan dengan film Yo Wis Ben yang sebelumnya. Diawal cerita masalah sudah mulai timbul, kemudian diikuti dengan masalah-masalah yang lain. Di tengah masalah-masalah yang sedang terjadi, Yo Wis Ben harus tetap bertahan. Dialog dalam setiap adegan masih menggunakan bahasa Jawa Timuran, namun kali ini ditambah dengan logat Bahasa Sunda. Lokasi syutingpun juga tak hanya di kota Malang, melainkan di kota Bandung. Film ini semakin menampilkan kekayaan suku dan bahasa di Indonesia. 

Lagu-lagu baru karya Yo Wis Ben juga dinyanyikan. Seakan tidak pernah kehabisan ide dalam menciptakan lagu. Syair-syair berbahasa Jawa nan musik yang kreatif membuat film ini semakin semarak. Kreatifitas penulis skenario dan sutradara dalam membungkus film ini luar biasa. Sejak awal film ini dimulai hingga selesai penonton dibuat tertawa terbahak-bahak. Hingga studio tak diberi kesempatan sedetikpun untuk senyap. Bahkan adegan yang mengharukanpun penonton justru tertawa. Geeerrrr..... tertawa pecah! 

Cerita dan akting para pemeran Yo Wis Ben 2 sangat total dalam mengekspresikan perannya sesuai kehidupan sosial sehari-hari dan natural apa adanya tanpa dibuat-buat. Dialog yang dibangun juga sangat nyaman didengarkan dan sangat menghibur. 
Film ini bisa dijadikan hiburan selepas kita disibukan dengan beban sekolah, kuliah, bahkan bekerja. Keluar studiopun seolah mulut dan rahang ini terus terangkat untuk terus tertawa dan tersenyum. Penonton dibuat betah menikmatinya bahkan tak mau beranjak dari kursi, seakan durasi film kurang lama. Tidak hanya sekedar menghibur, namun film ini juga memuat pesan dan nilai-nilai tentang keluarga, persahabatan, kejujuran, cinta, penyesalan dan pengampunan. 

Selain hadirnya aktor Joe "P Project", Gading Marten, Siti Badriyah, dan beberapa pelawak legendaris yang berakting dalam film ini, akting putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada beberapa scene semakin menyempurnakan film ini. 

Berikut beberapa adegan dalam film Yo Wis Ben 2 : (sumber foto : internet)







Minggu, 10 Maret 2019

Review Film Captain Marvel



Judul                       : Captain Marvel 
Sutradara               : Anna Boden, Ryan Fleck
Penulis Skenario   : Meg Lefauve, Nicole Perlman, Geneva Robertson-dworet, 
                                Anna Boden, Ryan Fleck
Produser                : Kevin Feige
Rumah Produksi   : Walt Disney Pictures
Rilis                         : 8 Maret 2019
Durasi                      : 124 menit
Bahasa                     : Inggris


Film Captain Marvel dibintangi oleh Brie Larson(Carol Danvers). Carol seorang anggota Angkatan Udara Amerika Serikat. Ia mendapatkan kekuatan super setelah terjadi ledakan oleh ras alien Kree. Kekuatan itulah yang menjadikan Carol pahlawan. 

Bagian awal film ini penonton dibuat agak sedikit bosan. Alur cerita yang beberapa kali mengajak  penonton untuk flashback ke kurun waktu tertentu, membuat penonton agak binggung memahami alur cerita yang sebenarnya. 
Baru di satu jam kedua penonton disuguhi dengan aksi kepahlawanan Captain Marvel. Pengalaman Carol merasa dibohongi dan tidak mengenali dirinya sendiri membuatnya sulit menemukan jati dirinya. Perjumpaannya dengan sahabatnya sesama anggota Angkatan Udara membuatnya semakin percaya diri dan kembali menyadari siapakah dirinya yang sebenarnya. Aksi heroik Carol dalam film ini sangat keren. Keberanian dan kegigihannya melawan musuh membuahkan hasil. 

Berikut beberapa adegan film Captain Marvel : (sumber foto : internet)






Senin, 04 Maret 2019

Review Film Dilan 1991


Judul                       : Dilan 1991
Sutradara               : Fajar Bustomi, Pidi Baiq
Penulis Skenario   : Diangkat dari Novel Bestseller Padi Baiq 
Produser                : Ody Mulya Hidayat 
Rumah Produksi   : Max Pictures, Falcon Pictures
Rilis                         : 28 Februari 2019
Durasi                      : 121 menit
Bahasa                     : Indonesia



"Kalau aku harus menjadi Presiden yang harus mencintai rakyatnya, aduh maaf, aku tak akan bisa. Karena aku hanya mencintai kamu". 


Kalimat ini merupakan salah satu kalimat gombalan yang diucapkan Dilan kepada Milea. 
Masih sama dengan film sebelumnya Dilan 1990, film ini mendulang banyak penonton. Bahkan lebih banyak. Apalagi di hari pertama pemutaran. 
Masih tentang kisah cinta masa SMA yang terlalu manis jika dilupakan. Namun kisah di film Dilan 1991 ini berbeda dengan Dilan 1990. Di kisah sebelumnya banyak kisah-kisah manis yang terjadi antara Dilan dan Milea. Di film yang berdurasi 121  menit ini justru sebaliknya. Konflik mulai bermunculan, air mata mula bercucuran. Sebentar tersenyum, sebentar menangis. 
Dinamika masa remaja yang sarat dengan lika liku kisah asmara dan kenakalan remaja sangat jelas dan apa adanya ditampilkan dalam film yang dibintangi Vanessa Prisilia(Milea) dan Iqbal Ramadhan(Dilan). 

Ya seperti itulah adanya. Setiap adegan membawa ingatan penonton pada berbagai kenangan kisah cinta masa remaja. Seakan ingin kembali ke masa itu. Achhh....jadi baper nih....

Dilan, seorang lelaki dengan kenakalan dan kebandelannya yang susah diingatkan.
Milea gadis manis dan seorang kekasih yang penuh perhatian, peduli serta sangat khawatir dengan kekasihnya. Karakter Dilan masih sama dengan Dilan di tahun 1990 hanya saja kali ini dia lebih sedikit dewasa.

Di film Dilan 1991 ini latar hujan sangat mendominasi beberapa adegan. Disamping itu juga bertebaran merk dan brand berbagai produk di beberapa scene.

Berikut beberapa adegan dalam film Dilan 1991 : (sumber foto : internet).




Jumat, 15 Februari 2019

Review Film Antologi Rasa



Judul                       : Antologi Rasa
Sutradara               : Rizal Mantovani
Penulis Skenario   : Ferry Lesmana (Diangkat dari Novel Ika Natassha)
Produser                : Sunil Soraya
Rumah Produksi   : Soraya Intercine Films
Rilis                         : 14 Februari 2019
Durasi                      : 108 menit
Bahasa                     : Indonesia



"Kalau dia bikin lo ketawa itu tandanya lo suka sama dia,
 tapi kalo dia bikin lo nangis itu tandanya lo cinta sama dia"
#AntologiRasa 


Ngomongin kisah cinta kaum muda itu nggak akan pernah ada habisnya. Tak ada kata yang bisa menjelaskan ribuan bahkan jutaan rasa yang bergejolak karna cinta. Pantaslah film ini berjudul Antologi Rasa. Karena film yang diadaptasi dari Novel Bestseller Ika Natassha ini menggambarkan jutaan rasa yang dialami oleh kaum muda yang sedang dilanda asmara. Kisah cinta segitiga bahkan segiempat ini mampu membuat penonton turut larut dalam perasaan. 


Kita pasti pernah jatuh cinta kan? Masing-masing memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Atau mungkin kisah dalam film Antologi Rasa ini juga pernah terjadi dalam diri kita. Rasa cinta yang datang tiba-tiba karena pandangan pertama. Rasa cinta yang terselip di hangatnya sebuah persahabatan. Rasa cinta yang timbul karena kerapnya bersama. 

Seorang aktris pendatang baru Carrisa Perusset memainkan peran sebagai Keara dengan sangat maksimal. Ia mampu membangkitkan suasana dalam film ini. Rasa cinta yang Keara rasakan pada Ruly(Refal Hady) bertepuk sebelah tangan. Namun kehadiran Harris(Herjunot Ali) membuat suasana film ini semakin menarik. Harris pribadi yang asik, easy going, menyenangkan, seru, realistis, dan berjuang demi cintanya membuat saya paling terkesan dengan karakter ini. 

Film ini mengajarkan pada kita untuk berani merelakan atau melepas seseorang yang sangat kita cintai karena dia lebih memilih mencintai orang lain. Kita juga diajak untuk berani membuka hati pada cinta yang lain yang datang dalam hidup kita. Atau dengan kata lain berani move on, kalau memang dia bukan untuk kita.
Kadang kita tak menyadari bahwa cinta yang kita cari itu ada di dekat kita. Hanya butuh kerelaan untuk melepas dan memberi ruang. 
Chemistry antara Keara dan Ruly mampu membuat penonton terbawa perasaan(baper). 

Berikut beberapa adegan dalam film Antologi Rasa :  
adegan Harris-Keara-Ruly

Harris - Keara

Ruly-Keara
tiket nonton Antologi Rasa #EdisiValentinesDay
Buat kalian yang baperaaaann, plisss ngga usah lama-lama baper ya ...buruan move on....
Lihat dan rasakan banyak cinta di sekitarmu..... 
Tetaplah berbahagia....

Selasa, 29 Januari 2019

Kilas Balik Kinerja 2018

                                APA KONTRIBUSIMU BAGI KEMENAG TAHUN INI?

Hal 1_artikel


Saat ini kita berada di penghujung tahun 2018. Kesempatan yang baik untuk sejenak menoleh ke belakang, melihat kembali peristiwa yang telah terjadi sepanjang tahun ini. Mensyukuri anugerah yang Tuhan beri. Mengakui dan menyadari kesalahan serta menjadikannya pelajaran berharga dikemudian hari. Sebagai bagian dari keluarga besar Kementerian Agama(Kemenag) kita juga diajak untuk melihat sejauhmana kinerja kita selama satu tahun ini. Apa kontribusi yang sudah kita berikan demi kemajuan Kemenag? Apa peran kita dalam mendukung Pembangunan Zona Integritas di lingkungan Kemenag? Apakah kita masih menjadi pribadi yang acuh tak acuh terhadap instansi yang telah menghidupi kita? Ataukah kita masih terbelenggu dengan sistem yang lama dan menutup diri terhadap sistem yang baru? Beberapa pertanyaan tersebut bisa membantu kita untuk merenungkan kembali perjalanan kinerja kita di instansi yang kita cintai ini.
Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi(Kemenpan RB) mempunyai sasaran yang harus dicapai yakni reformasi birokrasi. Sasaran ini diterapkan di seluruh lingkungan instansi pemerintah, salah satunya di Kementerian Agama RI. Kementerian Agama Kota Yogyakarta yang merupakan bagian dari Kemenag RI turut ambil bagian dalam upaya pelaksanaan reformasi birokrasi. Mari sejenak kita tinjau kembali sejauhmana keterlibatan Kemenag Kota Yogyakarta dalam mewujudkan reformasi birokrasi.  Bentuk keterlibatan Kemenag Kota Yogyakarta pada reformasi birokrasi ditunjukkan dengan berbagai upaya untuk mewujudkan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani(WBK/WBBM). Upaya ini tampak pada prestasi yang berhasil ditorehkan Kemenag Kota Yogyakarta di tahun 2018. Rabu, 11 Juli 2018 Kemenag Kota Yogyakarta resmi me-lauching Pelayanan Terpadu Satu Pintu(PTSP). Berbeda dengan PTSP di Kemenag Kabupaten lain, PTSP di Kemenag Kota Yogyakarta ini sangat memanjakan masyarakat terutama pelayanan pendaftaran Ibadah Haji. Adanya petugas Bank yang stand by di PTSP memudahkan masyarakat menyelesaikan pendaftaran Ibadah Haji hanya di PTSP. Kemudahan yang lain adalah masyarakat dapat memperoleh pelayanan Kemenag Kota Yogyakarta dimanapun mereka berada dengan melakukan pendaftaran online melalui website http://kemenagkotajogja.org/
Layanan one day service juga memungkinkan di Kemenag Kota Yogyakarta. Hal ini dikarenakan Kepala Kantor dapat menandatangani berkas yang dibutuhkan masyarakat dengan menggunakan digital signature. PTSP dengan berbagai keunggulannya membuat beberapa Kemenag dari berbagai kota di Indonesia melakukan kunjungan Studi Banding ke Kemenag Kota Yogyakarta. Beberapa daerah yang telah melakukan studi banding diantaranya Kemenag Kota Semarang, Kemenag Purworejo, Kemenag Lampung, Kemenag Bekasi, Kemenag Kalimantan Barat, Kemenag Magelang, Kemenag Boyolali, dan masih banyak lagi.
Beberapa pencapaian tersebut menghantarkan Kemenag Kota Yogyakarta masuk dalam 10 besar penilaian Pembangunan ZI dan RB di lingkungan Kemenag di seluruh Indonesia yang dilakukan oleh Inspektorat Jendral Kementerian Agama RI. Capaian ini membawa Kemenag Kota Yogyakarta layak diusulkan untuk dinilai oleh Kemenpan RB. Akhirnya Kemenpan RB memilih Kemenag Kota Yogyakarta dan sekaligus Bapak Kepala Kantor Kemenag Kota Yogyakarta yang saat itu dijabat oleh Bpk Drs. H. Sigit Warsita, M.A. untuk menerima Apresiasi dan Penganugerahan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM Tahun 2018. 
Apresiasi dan Penganugerahan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM ini diterimakan pada hari Rabu tanggal 10 Desember 2018.Semua prestasi yang diraih berkat dukungan dari banyak pihak. Komitmen pimpinan dan sinergi dari berbagai pihak membuka jalan untuk meraih pencapaian tersebut. Selain itu, adanya Tim Zona Integritas(Tim ZI) yang terbagi menjadi divisi-divisi merupakan kekuatan dalam mewujudkan Pembangunan Zona Integritas. Namun ditengah dukungan yang ada, terdapat pula berbagai hambatan yang menghalangi. Perubahan budaya lama ke budaya baru tak selamanya dapat diterima oleh semua pihak. Demikian juga halnya dengan perubahan pola pikir dan budaya kerja yang kurang baik menjadi lebih baik. 
Oleh karena itu lima nilai budaya kerja yang menjadi semangat seluruh jajaran ASN Kemenag harus senantiasa dihidupi. Disinilah peran pimpinan untuk menjadi teladan bagi seluruh ASN Kemenag.Sembari mengucap syukur pada Sang Ilahi atas kebaikanNya, kami boleh memberikan sesuatu yang berarti demi kemajuan negeri. Semoga prestasi Kemenag Kota Yogyakarta mampu menjadi contoh dan semakin memotivasi segenap ASN Kemenag RI. Semoga Kemenag Kota Yogyakarta mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas kinerjanya menjadi lebih baik. Dengan harapan kekurangan pelayanan di tahun ini dapat diperbaiki di tahun yang akan datang.*** 

Hal 2_artikel

Cover Majalah Bakti (Majalah Bakti adalah Media Komunikasi ASN Kemenag DIY)
*Tulisan ini ditulis bulan Desember 2018