Minggu, 29 Januari 2017

Review Film La La Land

Minggu, 29 Januari 2017

Setiap pribadi pasti memiliki mimpi.
Mimpi membuat hidup lebih berarti.
Mimpi membuat hidup seseorang menjadi lebih "hidup".
Mimpi membuat seseorang selalu bersemangat.

Seseorang yang memiliki mimpi selalu berusaha untuk meraih mimpi itu dengan segala daya dan upaya. Apakah mimpimu? Sudahkah kamu berusaha dengan sungguh-sungguh agar mimpi itu terwujud?

Adegan saat Mia dan Sebastian menari melayang di udara
Akhir bulan ini Minggu, 29 Januari 2017 kami menonton film yang mendapat gelar "Winner 7 Golden Globe Awards", antara lain Film Terbaik(musikal atau komedi), Sutradara Terbaik, Aktor Terbaik(Gosling), Aktris Terbaik(Stone), Skenario Terbaik, Musik Orisinal Terbaik dan Lagu Orisinal Terbaik(City of Stars), yaitu film La La Land.

Ini tiket nonton kami

Film drama komedi musikal yang disutradrai oleh Damien Chazelle ini beromansa Amerika Serikat. Lokasi syuting film ini berlatar Los Angeles, menurut sutradara, Damien kota ini dipilih karena cukup puitis dan dibangun oleh orang-orang dengan impian yang tidak masuk akal dan orang-orang yang mau bekerja keras mewujudkannya(bdk. wikipedia).
Ini beberapa lokasi syuting filmnya :

Griffith_Observatory, Los Angeles, California(lokasi syuting saat Ema dan Sebastian melayang di udara)

Judge Harry Pregerson Interchange(lokasi syuting saat opening)

Film yang mengisahkan tentang dua pribadi yang memiliki impian yang berbeda. Mia yang diperankan oleh Emma Stone seorang perempuan yang memiliki impian untuk menjadi aktris terkenal dan Sebastian yang diperankan oleh Ryan Gosling seorang musisi jazz yang memiliki impian untuk mendirikan klub jazz sendiri. Mereka bertemu dan jatuh cinta di Los Angeles. Judul La La Land diambil dari nama Los Angeles dan ungkapan yang berarti dunia impian.


Sebastian sedang bekerja di salah satu club malam
Mia yang semula tidak menyukai musik jazz, menjadi menyukai musik jazz. Dalam perjalanannya meraih impian, tak jarang mereka mendapati hambatan dan tantangan. Namun mereka saling mendukung satu sama lain. Suatu hari, saat Mia mendapat panggilan untuk mengikuti audisi film, Mia mulai meragukan kemampuannya dan hendak tidak menanggapi panggilan audisi itu karena pengalamannya yang berkali-kali di tolak dan gagal. Namun Sebastian tidak henti-hentinya memberi motivasi dan semangat pada Mia, hingga akhirnya Mia mendapat pekerjaan dan harus mengembangkan karirnya di Paris.
Disatu sisi Sebastian terpaksa bergabung dengan grup band terkenal demi mencari nafkah untuk mereka berdua. Namun karena perbedaan pendapat diantara mereka, maka terjadilah perdebatan yang membuat hubungan mereka semakin jauh.

Sementara impian Mia terwujud menjadi seorang aktris di Paris, Sebastian pada akhirnya dapat mewujudkan impiannya juga mendirikan klub jazz sendiri bernama Seb's. Namun kisah cinta mereka tak berujung indah, Mia telah menikah dan  memiliki satu orang anak.

Poster film La La Land




Bagi kamu yang belum nonton, buruan nonton deh, ajak pasangan kamu biar makin romantis hehe..dijamin ngga nyesel menikmati drama musikal ini dengan lagu-lagu yang keren.
Dengan menonton film ini siapapun akan semakin termotivasi untuk meraih impian.

Dari menonton film ini ada beberapa hal yang saya cermati, semoga bermanfaat ya :
  1. Bermimpilah...bercita-citalah. Raihlah dan wujudkan cita-cita itu dengan berusaha bersungguh-sungguh dan jangan mudah menyerah. 
  2. Tegaslah dan tinggalkan hal-hal yang  menghambatmu dalam meraih impianmu. Baik itu teman, kegiatan-kegiatan, apapun bahkan kekasih sekalipun (Seperti Mia berpisah dengan Sebastian untuk mengejar impiannya menjadi artis)
  3. Yakinlah pada kemampuanmu bahwa kamu pasti bisa mewujukan mimpi itu.
  4. Bergaullah dengan banyak orang. Siapa tahu kamu menemukan seseorang yang mendukung pencapaian mimpimu.
  5. Bagi kamu pacar atau suami. Dukunglah pasangan kamu dalam mewujudkan cita-cita dan impiannya sampai dia bisa meraihnya.
Selamat meraih mimpi, kawan ! 



Kamis, 26 Januari 2017

Loket 6, i'm coming !!

Hari ini kedua kalinya dan pertama kalinya di tahun ini aku ke kantor yang sudah sejak hampir 72 tahun menerbitkan surat kabar yang sudah sangat dekat di hati masyarakat kota ini. Berbeda dengan kedatanganku pertama kali kesini waktu itu. Kali ini aku lebih percaya diri dan mulai terbiasa untuk masuk ke area ini dan terutama ke bagian keuangan. 
belok kiri ke bagian keuangan KR Mangkubumi

Menuju Bagian Keuangan (sebelah kiri)
Sempat agak lupa aku harus menuju ke loket berapa, yang kuingat hanya loket 8 dan loket 2(untuk penerimaan uangnya). Masih teringat jelas wajah ibu yang waktu itu melayaniku. Akhirnya kutemukan juga loket yang pertama kali harus aku datangi. Loket 6, i'm coming !!

"Ambil honor resensi, bu", tanyaku.
Loket 6 - Loket 8 (tapi saat ini sementara dilewati karena stafnya sedang tidak ditempat) - langsung loket 2 dan caiiiiirrr. Puji Tuhan ! Bukan berapa nilai nominalnya tapi ini sebuat bentuk apresiasi dari Harian KR pada karya yang sudah kubuat. Matur nuwun KR. Semangat menulis lagi !! ***



















Senin, 23 Januari 2017

Resensi Buku A Man Called #Ahok


Judul     : A Man Called #Ahok
                Sepenggal Kisah Perjuangan dan Ketulusan       
Pengarang : Rudi Valinka (@kurawa)
Penerbit  : 7 Press 
Cetakan   : I, 2016
Tebal     : 112 halaman
ISBN      : 978-602-18147-3-4


Inspirasi bagi kaum muda Indonesia


Berprasangka buruk dan berpikir negatif terhadap orang lain itu lebih mudah daripada berpikir positif dan melihat kebaikan orang lain. Ketika seseorang melakukan kebaikan dan hasil karyanya bermanfaat bagi banyak orang, tak jarang orang mencibir dan menilainya sebagai suatu bentuk pencitraan, contohnya seorang pejabat negara. Seseorang baru percaya setelah melihat sendiri yang dikerjakan dan mengenal lebih dekat dengan sosok tersebut beserta orang-orang terdekatnya. Walaupun pada kenyataannya sebenarnya pejabat tersebut sungguh-sungguh bekerja keras mengupayakan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa. Sebagai contoh pejabat bernama Basuki Tjahaja Purnama(Ahok), sosok berdarah Thionghoa yang menuai banyak kontroversi. Sosok yang tetap berjuang dan bekerja keras bagi kemajuan negeri dan kesejahteraan rakyat walaupun banyak yang menentang dan bahkan berujung fitnah. Kecenderungan ini menggugah penulis untuk mencari tahu dan membuktikan kebenaran untuk menepis prasangka-prasangka buruk yang selama ini ada di pikiran banyak orang dengan mengunjungi tanah kelahiran Ahok di Belitung Timur.

Buku ini berisi kumpulan postingan penulis di twitter tentang pengalaman masa kecil Ahok dan hasil wawancara penulis dengan orang-orang terdekat Ahok. Isi buku ini dituangkan dalam format penomoran pada setiap satu atau dua kalimat dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga sangat mudah dipahami pembaca. Penulis selain membeberkan latar belakang keluarga Ahok, juga menceritakan relasi Ahok dengan ayahnya. Ahok belajar banyak hal dari ayahnya, terutama berbagai karya sosial yang telah dilakukan ayahnya bagi masyarakat Belitung Timur. Pengalaman masa kecil Ahok bersama keluarga, teman-teman sekolah dan guru-gurunya disampaikan dalam buku ini disertai dengan foto-foto. Selain itu foto-foto lokasi sekolah Ahok, masjid yang Ahok ikut membiayai pembangunannya serta pondok pesantren yang dibangun Ahok juga ada di buku ini. Tak terlewatkan juga dalam buku ini tentang pengalaman Ahok saat berelasi dengan pejabat yang berbeda agama ketika saat dewasa dan mulai terjun di dunia politik.

Dalam buku ini diutarakan bahwa sosok Ahok sangat menghormati orang yang lebih tua seperti bapak-ibu gurunya, memiliki jiwa sosial yang tinggi, mudah bergaul dan gemar membantu orang yang membutuhkan. Salah satu bentuk rasa hormatnya kepada para guru, Ahok selalu menyempatkan berkunjung ke rumah para mantan gurunya saat ia pulang ke Belitung Timur. Dalam buku ini memuat kesaksian dari haters(mantan) yang dulunya membenci Ahok, namun akhirnya mendukung Ahok karena tahu hasil kerja Ahok yang tidak ada hubungannya dengan SARA dan karena karakter Ahok yang tidak pendendam. Membaca buku ini membuat pembaca larut dalam suasana dan situasi saat itu.

Buku ini sangat ringan dibaca dan menginspirasi pembaca untuk semakin melakukan karya terbaik bagi bangsa dan kesejahteraan rakyat tanpa melihat suku, agama dan rasnya. Buku ini tidak bermaksud mempengaruhi siapapun untuk memberikan dukungan terhadap Ahok atau menjadikan buku ini sebagai media untuk berkampanye, terutama di masa menjelang pilkada seperti sekarang ini. Buku ini hanya mencoba untuk menyampaikan sebuah kebenaran akan perjuangan dan ketulusan hati seorang Ahok yang berusaha mengusahakan kesejahteraan rakyat Indonesia. Buku ini dibuat dengan harapan agar semakin banyak pribadi-pribadi yang mau berjuang bagi bangsa dengan bekerja Bersih, Transparan dan Profesional terutama kaum muda yang terjun di dunia politik.***
  
Oleh:
Eva Laura

Sabtu, 14 Januari 2017

Resensi Buku Monster Motivasi

Sabtu, 14 Januari 2017

Awal tahun memberi asa 'tuk raih cita
Ini sebuah tanggung jawab untuk selalu mengasah pena
agar selalu menghasilkan karya
yang berguna bagi sesama

(Eve)

Syukurku kuhaturkan pada Sang Ilahi karena kesempatan aku boleh mengasah pena dan mengembangkannya. Gratisan Buku yang aku dapatkan karena hasil meresensi buku dari penerbit Grasindo ini selesai kubaca, lalu kuresensi (lagi) dan kukirim (lagi) ke media KR (lagi).

Puji Tuhan, resensi bukuku ini berkenan dan akhirnya di muat (lagi). 
Atas kebaikan seorang sahabat yang terlebih dulu membaca hasil resensiku di surat kabar, dia menginformasikan kepadaku dengan mengirim foto hasil resensiku yang dimuat. Kegembiraan ini seolah memberi angin segar di awal tahun 2017 ini dan memotivasiku untuk terus berkarya dan belajar di bidang literasi. 

Terima kasih sahabat, terimakasih harian KR telah memberi ruang lagi untukku terus mengembangkan kemampuanku. Bagiku semua ini merupakan sebuah tanggung jawab yang terus dan terus harus aku kembangkan agar semakin bermanfaat bagi banyak orang.
Terima kasih Grasindo... kutunggu kiriman gratisan buku selanjutnya yang siap ku resensi lagi hehehe.... *bukan berarti suka yang gratisan lho...***

Cover Buku Monster Motivasi

Judul     : Monster Motivasi      
Pengarang : Anthony Dio Martin
Penerbit  : Grasindo
Cetakan   : I, November 2016
Tebal     : 221 halaman
ISBN      : 978-602-375-751-0


Optimis raih cita-cita dan harapan !


Setiap orang pasti mempunyai cita-cita dan harapan yang ingin diraih dalam hidup ini. Dengan berbagai macam cara seseorang berusaha mewujudkan cita-cita dan harapan itu, walaupun tak jarang menghadapi bermacam-macam tantangan dan hambatan yang dapat mengendorkan semangat. Seseorang akan berusaha sungguh-sungguh dengan memaksimalkan seluruh kemampuan yang dimiliki agar cita-citanya terwujud. Namun di lain hal juga dijumpai orang yang berusaha menghalalkan segala cara agar cita-cita dan harapannya terwujud, walaupun cara itu merugikan orang lain. Tentu, bukan cara seperti itu yang dikehendaki.

Buku ini membimbing siapa saja agar bisa memanajemen motivasi yang ada dalam diri, baik itu motivasi positif maupun motivasi negatif untuk mewujudkan cita-cita dan impian yang diharapkan. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti buku ini memuat kisah-kisah, baik dari tokoh perfilman, tokoh dunia bahkan binatang seperti kuda, jerapah dan ular, untuk memberikan gambaran peristiwa dan masalah yang kerap dialami oleh seseorang. Sesekali penulis juga membagikan hasil refleksi pengalaman dan peristiwa yang dialaminya saat berkunjung ke suatu daerah seperti Bali, Hongkong. Di akhir setiap kisah dalam buku ini disertai dengan kesimpulan, cara-cara dan hal-hal pendukung untuk mewujudkan cita-cita serta pelajaran yang penting bagi kehidupan.

Kisah-kisah motivasi yang ada di buku ini disertai dengan tips-tips untuk menyelesaikan masalah atau konflik antara lain cara mudah belajar dari kesalahan, menghadapi orang lain yang tidak pernah mengucapkan terimakasih, memaafkan diri sendiri, berpikir positif, dll. Tips-tips tersebut disertai dengan contoh kasus sehingga memudahkan pembaca untuk memahami dan mengimplementasikannya. Dengan tuntunan beberapa pertanyaan, pada salah satu bagian dari buku ini terdapat ajakan kepada pembaca untuk merefleksikan diri di akhir/awal tahun. Buku ini juga memuat cara-cara pengembangan diri, cara membangun relasi yang baik dengan orang lain, dan prinsip penting membangun networking. Langkah-langkah untuk mengubah hal-hal negatif yang dialami seseorang menjadi sesuatu hal yang positif sehingga dapat mendukung pencapaian impian juga disajikan dengan sangat jelas dalam buku ini. Selain itu pembaca diajak untuk dapat secara bijak memanfaatkan teknologi khususnya media sosial untuk mendukung meraih sukses.

Buku ini cocok bagi siapa saja yang ingin memperjuangkan mimpinya namun seringkali merasa kurang percaya diri, pesimis dan tidak yakin dengan kemampuannya. Beberapa kisah yang disampaikan dalam buku ini mampu memberikan dukungan kepada siapapun agar semakin optimis dan percaya diri dalam berjuang mewujudkan cita-cita, harapan dan impiannya apapun hambatan dan tantangan yang dihadapi dan dialaminya.***

Oleh:
Eva Laura


Resensi Buku KR 14 Januari 2017

Senin, 09 Januari 2017

Resensi Buku Catatan Najwa



Judul     : Catatan Najwa    
Pengarang : Najwa Shihab
Penerbit  : Literati
Cetakan   : I, November 2016
Tebal     : 183 halaman
ISBN      : 978-602-874-058-6


Kritik untuk Negeri


Kesuksesan pembangunan suatu bangsa tak lepas dari peran para tokoh bangsa, pejabat, pemimpin bangsa dan elite politik yang duduk di kursi pemerintahan. Di antara mereka ada yang bekerja keras untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Namun ada pula yang berusaha memperkaya diri sendiri dengan menyalahgunakan jabatan yang dimiliki serta menjadi batu sandungan bagi proses pembangunan bangsa. Melihat kondisi seperti ini dibutuhkan pribadi yang berani dan mau berjuang demi kemajuan negeri. Kerjasama yang baik di setiap level pemerintahan dan masyarakat sangat dibutuhkan demi tercapainya pembangunan nasional sesuai yang dicita-citakan.

Buku ini berisi tentang sinopsis singkat acara talkshow dan refleksi penulis saat memandu program talkshow di salah satu stasiun TV swasta. Talkshow yang diadakan di studio maupun di panggung terbuka beberapa Univeritas di Indonesia ini mengupas tentang peristiwa-peristiwa politik yang sedang terjadi serta permasalahan bangsa yang layak untuk disoroti seperti perebutan jabatan dan kekuasaan, tindak korupsi, dan pelanggaran aturan-aturan. Setiap sinopsis acara disertai dengan tanggal penayangan episode acara sehingga membantu pembaca untuk mengingat kembali tayangan dan tema yang dibahas episode tersebut.

Buku ini juga memuat sekelumit gambaran karakter tokoh-tokoh politik dan pengalaman mereka dalam melakukan perubahan baik dan kontribusi mereka bagi kemajuan negeri. Pengalaman para tokoh negeri ini ditulis dengan kalimat yang penuh makna, mengena dan sangat menginspirasi serta mengajak pembaca untuk semakin peduli dan tidak berdiam diri. Buku ini juga mengkritisi berbagai peristiwa politik yang sedang hangat terjadi agar pembaca semakin mengerti dan mencintai bangsa ini. Penggunaan kalimat yang padat berisi dengan rima yang khas pada setiap catatan penulis sangat mengkritik dan menyindir kondisi politik serta birokrasi masa kini. Sindiran dan kritikan yang dibalut dalam sebuah tulisan ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali aksi nyata yang sudah dilakukan bagi bangsa ini.

Beberapa kalimat dalam buku ini sengaja diberi font berwarna merah dan lembar buku dibuat berseling dengan warna yang berbeda memberi kesan tegas dan berani. Bagi kaum muda sebagai generasi penerus bangsa, buku ini bisa dijadikan salah satu pilihan buku yang sangat menginspirasi dan meningkatkan rasa nasionalisme. Selain itu, buku ini juga menginspirasi setiap pembaca sebagai warga negara Indonesia agar tidak hanya berdiam diri saja melihat situasi yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. 

Dengan membaca buku ini para pembaca diajak untuk semakin peduli dan kritis dengan kondisi politik yang sedang terjadi di tanah air. Pembaca juga diajak untuk meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap roda pemerintahan agar terwujud pemerintahan yang bersih dan berwibawa sehingga tujuan pembangunan bangsa dapat tercapai.***

Oleh:
Eva Laura

Berikut liputan singkat perjumpaan saya dengan Mbak Najwa Shihab di acara Book Signing buku "Catatan Najwa"  di Gramedia Sudirman Yogyakarta, Selasa 13 Desember 2016 lalu.

Mbak Nana sedang menyapa pengunjung Gramedia

Mbak Nana memberi sharing

Foto bersama Mbak Nana
Menikmati buku Catatn Najwa di Hutan Pinus Imogiri, Yogyakarta








Senin, 02 Januari 2017

Review Film Cek Toko Sebelah

Hari kedua di tahun yang baru ini, 2 Januari 2017 kami sekeluarga untuk pertama kalinya menonton bioskop. Seperti yang sering kali di catat oleh siapapun tentang aktivitas pertamanya yang dilakukan di tahun yang baru, kamipun ikutan mencatatnya hehehe. Menikmati sisa hari libur Natal dan Tahun Baru sebelum kembali ke rutinitas bekerja dengan menonton film karya anak bangsa, seorang komedian Ernest Prakasa berjudul "Cek Toko Sebelah"/CTS. Sebuah film komedi yang sarat dengan nilai-nilai toleransi, harmoni dan pemaknaan tentang arti sebuah keluarga dan hubungan antar anggota keluarga baik orang tua-anak maupun kakak-adik dan relasi dengan orang lain(tetangga).

brosur #CTS

Berikut sinopsinya : (http://www.21cineplex.com/)

Erwin(Ernest Prakasa) menikmati hidupnya dengan karir gemilang di usia muda dan kekasih cantik yang tak kalah sukses, Natalie(Gisella Anastasia). Tapi semua jadi pelik saat Koh Afuk(Chew Kin Wah), ayah Erwin pemilik toko kelontong yang kesehatannya semakin memburuk ingin mewariskan toko sembakonya kepada Erwin, anak kesayangannya.


Kok Afuk dan karyawannya
Koh Afuk gelisah akan mewariskan tokonya kepada siapa
Sementara itu, Yohan(Dion Wiyoko) kakak Erwin, naik pitam karena dilangkahi. Sebagai anak sulung yang merasa lebih perhatian pada kedua orang tuanya, Yohan yakin ia dan istrinya, Ayu(Adinia Wirasti) adalah yang paling berhak meneruskan toko tersebut. Sayangnya, Koh Afuk sulit mempercayai Yohan yang selalu memberontak.

Koh Afuk dan Yohan(anak pertamanya)
Koh Afuk dan Erwin(anak keduanya)
Perdebatan dan konflik terjadi antar saudara dalam keluarga ini. Kisah ini dibungkus sangat apik dengan balutan komedi yang membuat penonton tidak henti-hentinya untuk tertawa. Namun di tengah cerita penulis skenario sempat membuat penonton meneteskan air mata.
Akhir cerita ini sangat manis, keputusan yang diambil sangat bijaksana demi kebaikan bersama. Toko yang awalnya telah dijual, dibatalkan dan diberikan kepada Yohan anak sulungnya untuk mengembangkan usaha fotografi dan istrinya(Ayu) mengembangkan usahanya membuat kue. Sedangkan Erwin melanjutkan karirnya di luar negeri.

Dari film ini saya ingin menyampaikan beberapa pesan penting yang semoga bermanfaat, antara lain :
  1. Menghargai perbedaan. Menghargai agama yang berbeda, menghargai suku dan ras yang berbeda. Hidup damai dan penuh keharmonisan dalam perbedaan. Koh Afuk yang beragama Kristiani mempekerjakan pegawainya yang beragama Non Kristiani dan mereka dapat bekerjasama dengan baik.
  2. Mencintai. Mencintai keluarga, mencintai orang tua, mencintai kakak, adik. Erwin dan Yohan merawat Koh Afuk(ayahnya) yang sedang sakit.
  3. Mengampuni. Mengampuni yang bersalah kepada kami (seperti salah satu baris doa Bapa Kami). Erwin dan Yohan saling memaafkan setelah terjadi konflik diantara mereka berdua.
  4. Mempertahankan mimpi dan cita-cita. Erwin yang mempertahankan mimpinya untuk mengembangkan karirnya di Singapura, demikian juga Ayu(pengusaha kue) dan Yohan(usaha fotografi) yang mewujudkan mimpi mereka memiliki usaha sendiri.
Yuk nonton #CTS
rame-rame nonton bareng #CTS
Semoga film ini bisa memberi energi positif ditengah situasi yang sedang berkembang rasa intoleransi. Tetaplah saling menghormati dan menghargai di tengah keberagaman di bumi Indonesia.***