Senin, 02 Januari 2017

Review Film Cek Toko Sebelah

Hari kedua di tahun yang baru ini, 2 Januari 2017 kami sekeluarga untuk pertama kalinya menonton bioskop. Seperti yang sering kali di catat oleh siapapun tentang aktivitas pertamanya yang dilakukan di tahun yang baru, kamipun ikutan mencatatnya hehehe. Menikmati sisa hari libur Natal dan Tahun Baru sebelum kembali ke rutinitas bekerja dengan menonton film karya anak bangsa, seorang komedian Ernest Prakasa berjudul "Cek Toko Sebelah"/CTS. Sebuah film komedi yang sarat dengan nilai-nilai toleransi, harmoni dan pemaknaan tentang arti sebuah keluarga dan hubungan antar anggota keluarga baik orang tua-anak maupun kakak-adik dan relasi dengan orang lain(tetangga).

brosur #CTS

Berikut sinopsinya : (http://www.21cineplex.com/)

Erwin(Ernest Prakasa) menikmati hidupnya dengan karir gemilang di usia muda dan kekasih cantik yang tak kalah sukses, Natalie(Gisella Anastasia). Tapi semua jadi pelik saat Koh Afuk(Chew Kin Wah), ayah Erwin pemilik toko kelontong yang kesehatannya semakin memburuk ingin mewariskan toko sembakonya kepada Erwin, anak kesayangannya.


Kok Afuk dan karyawannya
Koh Afuk gelisah akan mewariskan tokonya kepada siapa
Sementara itu, Yohan(Dion Wiyoko) kakak Erwin, naik pitam karena dilangkahi. Sebagai anak sulung yang merasa lebih perhatian pada kedua orang tuanya, Yohan yakin ia dan istrinya, Ayu(Adinia Wirasti) adalah yang paling berhak meneruskan toko tersebut. Sayangnya, Koh Afuk sulit mempercayai Yohan yang selalu memberontak.

Koh Afuk dan Yohan(anak pertamanya)
Koh Afuk dan Erwin(anak keduanya)
Perdebatan dan konflik terjadi antar saudara dalam keluarga ini. Kisah ini dibungkus sangat apik dengan balutan komedi yang membuat penonton tidak henti-hentinya untuk tertawa. Namun di tengah cerita penulis skenario sempat membuat penonton meneteskan air mata.
Akhir cerita ini sangat manis, keputusan yang diambil sangat bijaksana demi kebaikan bersama. Toko yang awalnya telah dijual, dibatalkan dan diberikan kepada Yohan anak sulungnya untuk mengembangkan usaha fotografi dan istrinya(Ayu) mengembangkan usahanya membuat kue. Sedangkan Erwin melanjutkan karirnya di luar negeri.

Dari film ini saya ingin menyampaikan beberapa pesan penting yang semoga bermanfaat, antara lain :
  1. Menghargai perbedaan. Menghargai agama yang berbeda, menghargai suku dan ras yang berbeda. Hidup damai dan penuh keharmonisan dalam perbedaan. Koh Afuk yang beragama Kristiani mempekerjakan pegawainya yang beragama Non Kristiani dan mereka dapat bekerjasama dengan baik.
  2. Mencintai. Mencintai keluarga, mencintai orang tua, mencintai kakak, adik. Erwin dan Yohan merawat Koh Afuk(ayahnya) yang sedang sakit.
  3. Mengampuni. Mengampuni yang bersalah kepada kami (seperti salah satu baris doa Bapa Kami). Erwin dan Yohan saling memaafkan setelah terjadi konflik diantara mereka berdua.
  4. Mempertahankan mimpi dan cita-cita. Erwin yang mempertahankan mimpinya untuk mengembangkan karirnya di Singapura, demikian juga Ayu(pengusaha kue) dan Yohan(usaha fotografi) yang mewujudkan mimpi mereka memiliki usaha sendiri.
Yuk nonton #CTS
rame-rame nonton bareng #CTS
Semoga film ini bisa memberi energi positif ditengah situasi yang sedang berkembang rasa intoleransi. Tetaplah saling menghormati dan menghargai di tengah keberagaman di bumi Indonesia.***








0 komentar:

Posting Komentar