Minggu, 31 Desember 2017

Review Film Susah Sinyal

Menutup tahun 2017, Minggu, 31 Des 2017 saya dan keluarga menyaksikan film karya anak bangsa garapan Ernest Prakasa dan Meira Anastasia(istrinya). Setelah sukses dengan film yang sebelumnya di tahun 2016 yang juga tayang bulan Desember, Ernest kembali menghasilkan karya baru yang berjudul "Susah Sinyal".



Satu hal yang sangat menarik bagi saya adalah judul film ini yang unik serta pesan tersembunyi dibalik judul yang mampu memberi energi positif bagi yang menyaksikannya. Tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya, mungkin juga oleh penonton yang lain bahwa isi film ini sedikit bahkan fokus cerita tidak pada judul itu. Saya sendiri membayangkan film ini akan berkaitan dengan kesulitan sinyal handphone yang bisa menghambat pekerjaan atau aktivitas di suatu daerah tertentu "Susah Sinyal". Namun berkat kreativitas penulis skenario, Ernest dan Meira membuat film ini menjadi sangat istimewa dengan lebih menonjolkan hubungan keluarga antara orangtua khususnya ibu dengan putrinya.

Menyaksikan film ini mampu memberi pengaruh positif bagi para penonton untuk semakin mencintai orangtua, anak dan keluarga serta menghargai waktu kebersamaan bersama keluarga. Film yang bergenre drama komedi ini cukup menghibur penonton dengan adegan-adegan dalam film yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi dan pengaruhnya saat ini bagi remaja. Film yang tayang satu hari sebelum hari ibu, 21 Desember 2017 saya rasa sangat pas dengan momen hari Ibu di tanggal 22 Desember. Jadi bagi yang nonton pas tanggal 22 Des 2017...ehhmm..pas banget tuh dengan isi ceritanya....
Tidak cuma tawa, penonton juga dibawa pada suasana haru.

Berikut sinopsis film yang mengangkat keindahan Pulau Sumba di provinsi Nusa Tenggara Timur ini yang saya peroleh dari www.google.com
Ellen (Adinia Wirasti), pengacara yang sukses, adalah seorang single mom yang jarang bisa meluangkan waktu bagi anak tunggalnya Kiara (Aurora Ribero), yang akhirnya tumbuh sebagai remaja pemberontak yang lebih banyak melampiaskan emosinya di media sosial. Mereka tinggal bersama Agatha (Niniek L. Karim), ibunda Ellen yang sangat menyayangi Kiara. Ketika Agatha meninggal terkena serangan jantung, Kiara yang sejak kecil sangat dekat dengan Omanya langsung terguncang. Oleh psikolog, Ellen disarankan untuk mengajak Kiara berlibur, menghabiskan quality time untuk mengobati masa-masa di mana Ellen terlalu sibuk bekerja. Mereka pun pergi ke Sumba, menghabiskan saat-saat menyenangkan berdua. Kiara pulang dengan hati riang. Di Jakarta, Ellen langsung disambut masalah besar di kantor. Proyek besar yang sedang ia tangani bersama Iwan (Ernest Prakasa) terancam berantakan. Akhirnya karna sibuk, Ellen tidak menepati janjinya untuk menonton Kiara tampil di perlombaan talent show antar SMA yang sudah Kiara persiapkan sejak lama. Kiara pun marah dan pergi ke Sumba sendirian, tempat dimana terakhir kali ia bisa merasakan secercah kebahagiaan. Akankah Kiara bisa percaya lagi pada ibunya? Apakah Ellen sanggup merajut kembali keluarga kecil ini? Saksikan SUSAH SINYAL, tayang di bioskop mulai 21 Desember.
Beberapa pesan berharga yang saya peroleh dan ingin saya bagikan setelah menyaksikan film ini antara lain :

  1. Bahwa hubungan/relasi keluarga itu sangat berharga dan melebihi segala sesuatu.
  2. Kesibukan pekerjaan yang menyita waktu kebersamaan dengan keluarga hendaknya bisa diimbangi dengan perjumpaan dan memaksimalkan waktu kebersamaan bersama anggota keluarga. 
  3. Anak-anak kita membutuhkan perhatian, waktu, dan kebersamaan bersama dengan orang tua dan tidak hanya sekedar pemenuhan segala kebutuhan/materi. 
  4. Orang tua sebaiknya memiliki sikap terbuka, memberi bimbingan dan dukungan terhadap perkembangan teknologi dan pengaruh positifnya yang dilakukan anak-anak kita, sehingga mereka semakin kreatif untuk menghasilkan karya yang bermanfaat. 

Kirana dan Mama Ellen yang mengalami Susah Sinyal saat berlibur di Sumba


Salah satu adegan di film Susah Sinyal (Kirana dan Mama Ellen)

Tiket nonton Susah Sinyal
Itulah beberapa hal yang bisa saya bagikan. Semoga selepas menyaksikan film Susah Sinyal ini, para penonton semakin mencintai keluarganya dan semakin menghargai waktu kebersamaan bersama orang-orang terkasih. Dan terlebih semakin menghargai dan mengapresiasi film-film karya anak bangsa.***



Selasa, 19 Desember 2017

Resensi Buku Young On Top(YOT) Updated



Judul     : Young On Top(YOT) Updated
Pengarang : Billy Boen
Penerbit  : B-First
Cetakan   : I, Agustus 2017
Tebal     : 218 halaman
ISBN      : 978-602-426-071-2


Rahasia Sukses Di Usia Muda

     Sukses berarti mampu meraih sesuatu yang ditargetkan sejak awal. Bila sukses bisa diraih di usia muda, mengapa harus menunggu tua? Sukses itu membutuhkan perjuangan dan kerja keras. Namun kerja keras saja tidaklah cukup. Memiliki karakter dan kepribadian yang baik juga merupakan salah satu faktor meraih sukses. Kemauan untuk terus belajar, selalu bersyukur, tidak pernah merasa puas dan mau berbagi pengalaman dan pemikiran merupakan beberapa sikap yang harus dimiliki dan dikembangkan. Dalam bukunya, Billy Boen yang seorang pengusaha asal Indonesia membagikan nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tuanya, pengalamannya selama kuliah, berteman, dan bekerja, yang membuatnya sukses di usia 26 tahun sebagai pimpinan tertinggi pada Oakley di Indonesia.

Buku ini memberi wawasan dan kiat-kiat meraih sukses di usia muda. Mengawali buku ini pembaca diajak untuk mengetahui tujuan dan panggilan hidupnya serta mengenali passion-nya(sesuatu yang dicintai) untuk memudahkan seseorang meraih sukses. Buku yang terdiri dari 7 bab ini pada setiap awal babnya disertai kutipan-kutipan dari tokoh, CEO, pebisnis dan orang-orang sukses yang sangat menginspirasi. Buku setebal 218 halaman ini memotivasi kaum muda untuk berani bermimpi besar dan keluar dari zona nyaman untuk mencapai zona nyaman yang lebih tinggi serta memiliki integritas dalam bekerja.

Dengan bahasa yang sederhana dan ringan penulis seolah berbicara dan berkomunikasi langsung menyampaikan kalimat-kalimat yang mampu memberi energi positif kepada pembaca. Penulis juga menandai kalimat-kalimat penting yang perlu mendapat perhatian pembaca. Penyampaian kiat-kiat sukses seperti berpikiran terbuka, kreatif, percaya diri, tepat waktu, berpikir positif, memberi solusi atas masalah, dll semakin mudah dipahami dengan ilustrasi dan contoh pengalaman yang dialami penulis. Penulis juga mengajak pembaca untuk memanfaatkan teknologi dalam meraih sukses dengan memaksimalkan penggunaan web dan media sosial. Ungkapan-ungkapan dari tokoh-tokoh dunia seperti Donald Trump, Robert Kiyosaki, Robin Sharma, dll semakin menyempurnakan buku ini. Sebagai akhir buku ini, penulis mengajak pembaca untuk segera beraksi dan memulai langkah awal untuk meraih sukses mulai saat ini.

Buku yang sangat bernilai dan bermanfaat bagi pembentukan karakter dan pribadi seseorang ini diperuntukkan bagi kaum muda Indonesia yang mau mengapai impiannya di usia muda.***




Jumat, 15 Desember 2017

Resensi Buku Belajar Move On Bareng Steve Jobs





Judul     : Belajar Move On Bareng Steve Jobs
Pengarang : Jubilee Enterprise
Penerbit  : Elex Media Komputindo
Cetakan   : I, 2017
Tebal     : 119 halaman
ISBN      : 978-602-04-4561-8


Raih Cita Tanpa Galau

Dalam proses meraih mimpi dan cita-cita, seringkali para remaja menghadapi berbagai persoalan yang dapat melemahkan semangatnya sehingga mempengaruhi masa depannya. Kegagalan yang mereka alami disebabkan karena mereka tidak dapat mengelola dan mengatasi setiap persoalan dengan baik dan lebih memilih untuk larut dalam kekecewaan dan keputusasaan. Steve Jobs seorang ahli Information Technology(IT), sosok dibalik suksesnya Apple, Iphone, iMac, iTunes, AppStore inipun tidak lepas dari permasalahan dan persoalan yang pada umumnya dialami para remaja. Namun Steve lebih memilih berpikiran maju dan positif saat menghadapi kegagalan daripada galau berkepanjangan.

Buku berjudul Berani Move On Bareng Steve Jobs ini, membagikan kiat-kiat sukses seorang Steve Jobs dalam mewujudkan impian dan cita-citanya. Steve Jobs mengajak para remaja untuk tidak mudah menyerah dan putus asa saat menghadapi kesulitan melainkan mampu menyikapi setiap kegagalan dengan semakin kreatif dan sukses dengan menciptakan hal-hal baru. Buku ini memuat kisah-kisah hidup Steve Jobs secara singkat disertai ungkapan-ungkapan yang ditulis dengan font yang agak besar untuk meneguhkan. Ada 20 bagian dalam buku ini, bagian 1 sampai 14 berisi tentang kisah hidup Steve Jobs dan kiat suksesnya dilengkapi dengan lembar latihan di akhir setiap babnya. Sedangkan bagian 15 sampai 20 berisi pesan-pesan yang memotivasi pembaca agar memiliki sikap positif seperti Steve Jobs.

Mengawali buku setebal 119 halaman ini pembaca diajak untuk mengenali arti dan makna sebuah nama diri kita serta menghidupi nama itu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang ringan, santai dan sangat mudah dipahami membuat buku ini nyaman dibaca para remaja dalam menyiapkan masa depan dengan penuh semangat. Pembaca juga diajak untuk merumuskan mimpinya dengan mengenali kelebihan, kekurangan diri dan kualifikasi-kualifikasi yang patut dihargai orang lain.

Manfaat dari buku ini semakin dirasakan jika pembaca mau mengisi lembar latihan yang tersedia sebagai bahan instropeksi dan evaluasi diri. Semoga buku ini mampu menginspirasi para pembaca khususnya remaja dalam mempersiapkan masa depan yang cerah.***



Sabtu, 09 Desember 2017

Review Film Coco Disney

Pernahkah kita mendoakan arwah-arwah orang yang sudah meninggal? 
Atau setidaknya mengenang mereka setahun sekali saja? 
Atau bahkan melupakan begitu saja mereka yang sudah meninggal dunia?

Di Meksiko ada suatu hari yang dinamakan Dia de los muertos atau Day of the dead atau Hari Kematian, hari dimana mereka merayakan, mengenang, menghormati dan mendoakan arwah sanak saudara yang telah meninggal. Hari itu dipercaya oleh penduduk Meksiko bahwa orang-orang yang telah meninggal datang kembali mengunjungi orang-orang yang dicintai yang masih hidup. 
Dalam agama Katolik-pun setiap tahunnya juga memperingati Hari  Arwah Semua Orang Beriman setiap tanggal 2 November. 

Bagi masyarakat di Meksiko Day of the dead merupakan sebuah perayaan yang membahagiakan. Mereka mengunjungi makam para leluhur yang telah meninggal dan membuat altar/tempat khusus untuk dipasang foto-foto saudara yang meninggal serta menghiasinya dan memberikan persembahan untuk menghormati mereka. 

Poster Coco

Film yang disutradarai oleh Lee Unkrich dengan penulis cerita Adrian Molina dan diproduseri oleh Darla K. Anderson ini mengangkat tema tentang budaya penghormatan dan mengenang arwah para leluhur yang telah meninggal di Meksiko ini. 

Berikut sinopsis singkatnya yang saya dapatkan dari google.com
Terlepas dari larangan musik yang membingungkan keluarganya, Miguel bermimpi untuk menjadi musisi berprestasi seperti idolanya, Ernesto de la Cruz. Putus asa untuk membuktikan bakatnya, Miguel menemukan dirinya berada di alam baka yang menakjubkan dan penuh warna setelah serangkaian peristiwa misterius. Sepanjang jalan, ia bertemu dengan penipu bernama Hector dan bersama-sama mereka mulai perjalanan yang luar biasa untuk membuka kisah sebenarnya di balik sejarah keluarga Miguel.

Miguel dan Mama Coco

Coco di depan altar foto para arwah leluhurnya
Film yang diperuntukkan bagi semua usia ini cukup menghibur dan memberikan pesan positif bagi para penonton. 

Beberapa hal positif yang menjadi catatan bagi saya adalah :
  1. Perlunya kita untuk senantiasa mendoakan arwah semua orang yang telah meninggal, khususnya sanak saudara dan para leluhur kita.
  2. Memasang foto-foto para sanak saudara dan leluhur untuk mengenang, dan menghormati mereka semasa mereka masih hidup di dunia.
  3. Memberikan minimal 1 hari khusus untuk merayakan, mengunjungi makam, dan mengenang para leluhur dan sanak saudara kita yang telah meninggal agar mereka mengalami kebahagiaan dan kedamaian di surga.
  4. Senantiasa mengingat dan mengenang sanak saudara kita yang telah meninggal agar mereka selalu ada dalam keabadian dan tidak hilang lenyap dan dilupakan. 


Semoga pesan dalam film ini dapat membuat kita senantiasa mengenang dan mendoakan sanak saudara dan para leluhur kita yang telah meninggal agar mereka mendapat kedamaian abadi di Surga***