Senin, 15 Agustus 2016

Musuh kita ada dalam diri kita sendiri

“Musuh kita itu bukan orang lain. Musuh kita ada dalam diri kita sendiri”
(Siddhartha)

Karena kebaikan seorang teman yang tergabung dalam organisasi PATRIA(Pemuda Theravada Indonesia) memberikan 2 tiket nonton film “Siddhartha The Buddha” Minggu, 14 Agustus 2016 pukul 19.00 bertempat di Taman Budaya Yogya(TBY) kami (saya dan suami) mendapat kesempatan untuk menyaksikan sejarah Siddhartha dari mulai kelahirannya sampai dia memutuskan untuk menjadi seorang pertapa. 

Film ini diproduksi di Srilanka tahun 2012 dengan produser Navin Gooneratne. Film ini memenangi beberapa festival antara lain Film Terbaik di Festival Film Internasional di New Delhi dan juga Film Terbaik dalam Festival Buddhis Internasional di Hanoi, Vietnam. Pembuatan film ini memakan waktu hingga 6 tahun. Pemeran utama sebagai Pangeran Siddhartha adalah Gagan Malik (seorang yang terlahir dari keluarga Hindu) dan berperan sebagai Ratu Maya (istri Siddhartha) adalah Anshu Malik. 

Film ini bisa diputar di Indonesia berkat kerjasama PATRIA (Pemuda Theravada Indonesia) organisasi pemuda Buddhis Indonesia, hanya saja film ini tidak diputar di bioskop di Indonesia (eksklusif pemuda theravada Indoensia).

"Siddhartha The Buddha” bukan sebuah film yang hanya sekedar mempertontonkan hiburan, melainkan sebuah film yang menginspirasi bagi para penontonnya. Dalam film ini terkandung banyak nilai-nilai universal kemanusiaan seperti kasih sayang, perdamaian, dan melayani orang lain. 

Dalam film ini dikisahkan kelahiran Siddhartha hingga dia bertumbuh dewasa menjadi anak yang penuh berkat dan hebat. Dia hidup di suatu kerajaan yang penuh dengan kenyamanan. Di usia mudanya ia diangkat menjadi seorang Raja Muda yang mewarisi tahta kerajaan. Ia menikah dengan Ratu Maya dan memiliki seorang anak. Dia ingin sekali bebas, keluar dari kerajaan untuk mengetahui kondisi rakyatnya. Suatu ketika ketika ia berjalan berkeliling ke desa ia mendapati kondisi yang sangat memprihatinkan(orang jompo dan orang yang berpenyakit terlantar di pinggir jalan) yang tidak pernah ia temui sebelumnya di kerajaannya.

Ia sangat prihatin dengan kondisi seperti itu, hingga pada akhirnya Siddhartha memutuskan untuk meninggalkan keluarganya, anak dan istrinya, melepaskan gelar Rajanya, meninggalkan segala kenyamanan yang ia rasakan di dalam kerajaan untuk pergi bertapa/bermeditasi untuk mencari sebuah kebenaran.

Siddhartha bermeditasi di bawah Pohon Bodhi hingga dia menemukan Empat Kebenaran Mulia dan mengalami Penerangan Sempurna.
Empat Kebenaran Mulia ini adalah kebenaran yang berlaku bagi siapa saja tanpa membeda-bedakan suku, ras, budaya, maupun agama, setiap manusia pasti mengalaminya.

Empat Kebenaran Mulia itu antara lain : 
  1. Kebenaran tentang adanya Dukkha
  2. Kebenaran tentang sebab Dukkha
  3. Kebenaran tentang lenyapnya Dukkha
  4. Kebenaran jalan berunsur delapan menuju akhir Dukkha
Dukkha adalah berbagai bentuk penderitaan yang ada di dunia ini.
Sedangkan cara-cara untuk menghilangkan Dukkha adalah dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan, antara lain :
  1. Pengertian Benar.
  2. Pikiran Benar.
  3. Ucapan Benar.
  4. Perbuatan Benar.
  5. Pencaharian Benar.
  6. Daya Upaya Benar.
  7. Perhatian Benar.
  8. Konsentrasi Benar. 
Semoga kita bisa menjalankan Jalan Mulia Berunsur Delapan ini agar hidup kita jauh dari Dukkha.
Amin.

NB. Terimakasih kawan, untuk gratisan tiketnya hehehe.... :) 


Gagan Malik pemeran Siddhartha 

Tiket nonton

0 komentar:

Posting Komentar