Minggu, 31 Desember 2017

Review Film Susah Sinyal

Menutup tahun 2017, Minggu, 31 Des 2017 saya dan keluarga menyaksikan film karya anak bangsa garapan Ernest Prakasa dan Meira Anastasia(istrinya). Setelah sukses dengan film yang sebelumnya di tahun 2016 yang juga tayang bulan Desember, Ernest kembali menghasilkan karya baru yang berjudul "Susah Sinyal".



Satu hal yang sangat menarik bagi saya adalah judul film ini yang unik serta pesan tersembunyi dibalik judul yang mampu memberi energi positif bagi yang menyaksikannya. Tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya, mungkin juga oleh penonton yang lain bahwa isi film ini sedikit bahkan fokus cerita tidak pada judul itu. Saya sendiri membayangkan film ini akan berkaitan dengan kesulitan sinyal handphone yang bisa menghambat pekerjaan atau aktivitas di suatu daerah tertentu "Susah Sinyal". Namun berkat kreativitas penulis skenario, Ernest dan Meira membuat film ini menjadi sangat istimewa dengan lebih menonjolkan hubungan keluarga antara orangtua khususnya ibu dengan putrinya.

Menyaksikan film ini mampu memberi pengaruh positif bagi para penonton untuk semakin mencintai orangtua, anak dan keluarga serta menghargai waktu kebersamaan bersama keluarga. Film yang bergenre drama komedi ini cukup menghibur penonton dengan adegan-adegan dalam film yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi dan pengaruhnya saat ini bagi remaja. Film yang tayang satu hari sebelum hari ibu, 21 Desember 2017 saya rasa sangat pas dengan momen hari Ibu di tanggal 22 Desember. Jadi bagi yang nonton pas tanggal 22 Des 2017...ehhmm..pas banget tuh dengan isi ceritanya....
Tidak cuma tawa, penonton juga dibawa pada suasana haru.

Berikut sinopsis film yang mengangkat keindahan Pulau Sumba di provinsi Nusa Tenggara Timur ini yang saya peroleh dari www.google.com
Ellen (Adinia Wirasti), pengacara yang sukses, adalah seorang single mom yang jarang bisa meluangkan waktu bagi anak tunggalnya Kiara (Aurora Ribero), yang akhirnya tumbuh sebagai remaja pemberontak yang lebih banyak melampiaskan emosinya di media sosial. Mereka tinggal bersama Agatha (Niniek L. Karim), ibunda Ellen yang sangat menyayangi Kiara. Ketika Agatha meninggal terkena serangan jantung, Kiara yang sejak kecil sangat dekat dengan Omanya langsung terguncang. Oleh psikolog, Ellen disarankan untuk mengajak Kiara berlibur, menghabiskan quality time untuk mengobati masa-masa di mana Ellen terlalu sibuk bekerja. Mereka pun pergi ke Sumba, menghabiskan saat-saat menyenangkan berdua. Kiara pulang dengan hati riang. Di Jakarta, Ellen langsung disambut masalah besar di kantor. Proyek besar yang sedang ia tangani bersama Iwan (Ernest Prakasa) terancam berantakan. Akhirnya karna sibuk, Ellen tidak menepati janjinya untuk menonton Kiara tampil di perlombaan talent show antar SMA yang sudah Kiara persiapkan sejak lama. Kiara pun marah dan pergi ke Sumba sendirian, tempat dimana terakhir kali ia bisa merasakan secercah kebahagiaan. Akankah Kiara bisa percaya lagi pada ibunya? Apakah Ellen sanggup merajut kembali keluarga kecil ini? Saksikan SUSAH SINYAL, tayang di bioskop mulai 21 Desember.
Beberapa pesan berharga yang saya peroleh dan ingin saya bagikan setelah menyaksikan film ini antara lain :

  1. Bahwa hubungan/relasi keluarga itu sangat berharga dan melebihi segala sesuatu.
  2. Kesibukan pekerjaan yang menyita waktu kebersamaan dengan keluarga hendaknya bisa diimbangi dengan perjumpaan dan memaksimalkan waktu kebersamaan bersama anggota keluarga. 
  3. Anak-anak kita membutuhkan perhatian, waktu, dan kebersamaan bersama dengan orang tua dan tidak hanya sekedar pemenuhan segala kebutuhan/materi. 
  4. Orang tua sebaiknya memiliki sikap terbuka, memberi bimbingan dan dukungan terhadap perkembangan teknologi dan pengaruh positifnya yang dilakukan anak-anak kita, sehingga mereka semakin kreatif untuk menghasilkan karya yang bermanfaat. 

Kirana dan Mama Ellen yang mengalami Susah Sinyal saat berlibur di Sumba


Salah satu adegan di film Susah Sinyal (Kirana dan Mama Ellen)

Tiket nonton Susah Sinyal
Itulah beberapa hal yang bisa saya bagikan. Semoga selepas menyaksikan film Susah Sinyal ini, para penonton semakin mencintai keluarganya dan semakin menghargai waktu kebersamaan bersama orang-orang terkasih. Dan terlebih semakin menghargai dan mengapresiasi film-film karya anak bangsa.***



Selasa, 19 Desember 2017

Resensi Buku Young On Top(YOT) Updated



Judul     : Young On Top(YOT) Updated
Pengarang : Billy Boen
Penerbit  : B-First
Cetakan   : I, Agustus 2017
Tebal     : 218 halaman
ISBN      : 978-602-426-071-2


Rahasia Sukses Di Usia Muda

     Sukses berarti mampu meraih sesuatu yang ditargetkan sejak awal. Bila sukses bisa diraih di usia muda, mengapa harus menunggu tua? Sukses itu membutuhkan perjuangan dan kerja keras. Namun kerja keras saja tidaklah cukup. Memiliki karakter dan kepribadian yang baik juga merupakan salah satu faktor meraih sukses. Kemauan untuk terus belajar, selalu bersyukur, tidak pernah merasa puas dan mau berbagi pengalaman dan pemikiran merupakan beberapa sikap yang harus dimiliki dan dikembangkan. Dalam bukunya, Billy Boen yang seorang pengusaha asal Indonesia membagikan nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tuanya, pengalamannya selama kuliah, berteman, dan bekerja, yang membuatnya sukses di usia 26 tahun sebagai pimpinan tertinggi pada Oakley di Indonesia.

Buku ini memberi wawasan dan kiat-kiat meraih sukses di usia muda. Mengawali buku ini pembaca diajak untuk mengetahui tujuan dan panggilan hidupnya serta mengenali passion-nya(sesuatu yang dicintai) untuk memudahkan seseorang meraih sukses. Buku yang terdiri dari 7 bab ini pada setiap awal babnya disertai kutipan-kutipan dari tokoh, CEO, pebisnis dan orang-orang sukses yang sangat menginspirasi. Buku setebal 218 halaman ini memotivasi kaum muda untuk berani bermimpi besar dan keluar dari zona nyaman untuk mencapai zona nyaman yang lebih tinggi serta memiliki integritas dalam bekerja.

Dengan bahasa yang sederhana dan ringan penulis seolah berbicara dan berkomunikasi langsung menyampaikan kalimat-kalimat yang mampu memberi energi positif kepada pembaca. Penulis juga menandai kalimat-kalimat penting yang perlu mendapat perhatian pembaca. Penyampaian kiat-kiat sukses seperti berpikiran terbuka, kreatif, percaya diri, tepat waktu, berpikir positif, memberi solusi atas masalah, dll semakin mudah dipahami dengan ilustrasi dan contoh pengalaman yang dialami penulis. Penulis juga mengajak pembaca untuk memanfaatkan teknologi dalam meraih sukses dengan memaksimalkan penggunaan web dan media sosial. Ungkapan-ungkapan dari tokoh-tokoh dunia seperti Donald Trump, Robert Kiyosaki, Robin Sharma, dll semakin menyempurnakan buku ini. Sebagai akhir buku ini, penulis mengajak pembaca untuk segera beraksi dan memulai langkah awal untuk meraih sukses mulai saat ini.

Buku yang sangat bernilai dan bermanfaat bagi pembentukan karakter dan pribadi seseorang ini diperuntukkan bagi kaum muda Indonesia yang mau mengapai impiannya di usia muda.***




Jumat, 15 Desember 2017

Resensi Buku Belajar Move On Bareng Steve Jobs





Judul     : Belajar Move On Bareng Steve Jobs
Pengarang : Jubilee Enterprise
Penerbit  : Elex Media Komputindo
Cetakan   : I, 2017
Tebal     : 119 halaman
ISBN      : 978-602-04-4561-8


Raih Cita Tanpa Galau

Dalam proses meraih mimpi dan cita-cita, seringkali para remaja menghadapi berbagai persoalan yang dapat melemahkan semangatnya sehingga mempengaruhi masa depannya. Kegagalan yang mereka alami disebabkan karena mereka tidak dapat mengelola dan mengatasi setiap persoalan dengan baik dan lebih memilih untuk larut dalam kekecewaan dan keputusasaan. Steve Jobs seorang ahli Information Technology(IT), sosok dibalik suksesnya Apple, Iphone, iMac, iTunes, AppStore inipun tidak lepas dari permasalahan dan persoalan yang pada umumnya dialami para remaja. Namun Steve lebih memilih berpikiran maju dan positif saat menghadapi kegagalan daripada galau berkepanjangan.

Buku berjudul Berani Move On Bareng Steve Jobs ini, membagikan kiat-kiat sukses seorang Steve Jobs dalam mewujudkan impian dan cita-citanya. Steve Jobs mengajak para remaja untuk tidak mudah menyerah dan putus asa saat menghadapi kesulitan melainkan mampu menyikapi setiap kegagalan dengan semakin kreatif dan sukses dengan menciptakan hal-hal baru. Buku ini memuat kisah-kisah hidup Steve Jobs secara singkat disertai ungkapan-ungkapan yang ditulis dengan font yang agak besar untuk meneguhkan. Ada 20 bagian dalam buku ini, bagian 1 sampai 14 berisi tentang kisah hidup Steve Jobs dan kiat suksesnya dilengkapi dengan lembar latihan di akhir setiap babnya. Sedangkan bagian 15 sampai 20 berisi pesan-pesan yang memotivasi pembaca agar memiliki sikap positif seperti Steve Jobs.

Mengawali buku setebal 119 halaman ini pembaca diajak untuk mengenali arti dan makna sebuah nama diri kita serta menghidupi nama itu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang ringan, santai dan sangat mudah dipahami membuat buku ini nyaman dibaca para remaja dalam menyiapkan masa depan dengan penuh semangat. Pembaca juga diajak untuk merumuskan mimpinya dengan mengenali kelebihan, kekurangan diri dan kualifikasi-kualifikasi yang patut dihargai orang lain.

Manfaat dari buku ini semakin dirasakan jika pembaca mau mengisi lembar latihan yang tersedia sebagai bahan instropeksi dan evaluasi diri. Semoga buku ini mampu menginspirasi para pembaca khususnya remaja dalam mempersiapkan masa depan yang cerah.***



Sabtu, 09 Desember 2017

Review Film Coco Disney

Pernahkah kita mendoakan arwah-arwah orang yang sudah meninggal? 
Atau setidaknya mengenang mereka setahun sekali saja? 
Atau bahkan melupakan begitu saja mereka yang sudah meninggal dunia?

Di Meksiko ada suatu hari yang dinamakan Dia de los muertos atau Day of the dead atau Hari Kematian, hari dimana mereka merayakan, mengenang, menghormati dan mendoakan arwah sanak saudara yang telah meninggal. Hari itu dipercaya oleh penduduk Meksiko bahwa orang-orang yang telah meninggal datang kembali mengunjungi orang-orang yang dicintai yang masih hidup. 
Dalam agama Katolik-pun setiap tahunnya juga memperingati Hari  Arwah Semua Orang Beriman setiap tanggal 2 November. 

Bagi masyarakat di Meksiko Day of the dead merupakan sebuah perayaan yang membahagiakan. Mereka mengunjungi makam para leluhur yang telah meninggal dan membuat altar/tempat khusus untuk dipasang foto-foto saudara yang meninggal serta menghiasinya dan memberikan persembahan untuk menghormati mereka. 

Poster Coco

Film yang disutradarai oleh Lee Unkrich dengan penulis cerita Adrian Molina dan diproduseri oleh Darla K. Anderson ini mengangkat tema tentang budaya penghormatan dan mengenang arwah para leluhur yang telah meninggal di Meksiko ini. 

Berikut sinopsis singkatnya yang saya dapatkan dari google.com
Terlepas dari larangan musik yang membingungkan keluarganya, Miguel bermimpi untuk menjadi musisi berprestasi seperti idolanya, Ernesto de la Cruz. Putus asa untuk membuktikan bakatnya, Miguel menemukan dirinya berada di alam baka yang menakjubkan dan penuh warna setelah serangkaian peristiwa misterius. Sepanjang jalan, ia bertemu dengan penipu bernama Hector dan bersama-sama mereka mulai perjalanan yang luar biasa untuk membuka kisah sebenarnya di balik sejarah keluarga Miguel.

Miguel dan Mama Coco

Coco di depan altar foto para arwah leluhurnya
Film yang diperuntukkan bagi semua usia ini cukup menghibur dan memberikan pesan positif bagi para penonton. 

Beberapa hal positif yang menjadi catatan bagi saya adalah :
  1. Perlunya kita untuk senantiasa mendoakan arwah semua orang yang telah meninggal, khususnya sanak saudara dan para leluhur kita.
  2. Memasang foto-foto para sanak saudara dan leluhur untuk mengenang, dan menghormati mereka semasa mereka masih hidup di dunia.
  3. Memberikan minimal 1 hari khusus untuk merayakan, mengunjungi makam, dan mengenang para leluhur dan sanak saudara kita yang telah meninggal agar mereka mengalami kebahagiaan dan kedamaian di surga.
  4. Senantiasa mengingat dan mengenang sanak saudara kita yang telah meninggal agar mereka selalu ada dalam keabadian dan tidak hilang lenyap dan dilupakan. 


Semoga pesan dalam film ini dapat membuat kita senantiasa mengenang dan mendoakan sanak saudara dan para leluhur kita yang telah meninggal agar mereka mendapat kedamaian abadi di Surga***


Sabtu, 18 November 2017

Review Film Justice League

Dalam menumpas kejahatan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat umum itu membutuhkan usaha dan kerja keras bersama. Saya jadi teringat dengan tema Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 yakni Kerja Bersama. Demi mewujudkan kesejahteraan yang adil dan beradab di bumi Indonesia, seluruh elemen bangsa baik pemerintah maupun masyarakat hendaknya bersatu padu, bekerja bersama menyatukan visi dan misi agar cita-cita bangsa bisa terwujud.  

Rupanya, ini juga dilakukan oleh para superhero, Wonder Woman(Gal Gadot), Superman(Henry Cavill), Batman(Ben Aflleck), Aquaman(Jason Momoa), Flash(Ezra Miller), Cyborg(Ray Fisher). Mereka berjuang untuk menumpas tokoh bernama Steepenwolf yang hendak menghancurkan bumi dan memperkuat diri sendiri dengan menyatukan tiga mother boxes. 

Namun kerja bersama saja tidaklah cukup, semua perjuangan itu butuh persatuan dalam tim dan kesamaan visi. Persis seperti yang dialami oleh Wonder Woman dan Batman, mereka awalnya hanya berdua saja, namun mengandalkan kekuatan mereka saja tidaklah cukup. Mereka masih membutuhkan kekuatan dan tenaga lain, oleh karenanya mereka mengajak Flash, yang memiliki kelebihan pada kecepatan aliran listrik. Batman kemudian menemui Flash dan memintanya agar mau bergabung bersama untuk menyelesaikan misi ini. Tanpa berpikir panjang Flash mau bergabung bersama Batman dan Wonder Woman, karena alasan agar dia memiliki teman. Flash yang berkarakter kocak, membuat film ini semakin menghibur. Tidak cukup hanya Flash, Batman mengajak juga Aquaman, yang jago berenang di air dan mampu bernafas dalam air serta berkomunikasi dengan makhluk di dalam laut. Berbeda dengan Flash, Aquaman awalnya menolak ajakan Batman. Penolakan ini tidak melemahkan Wonder Woman dan Batman untuk memperjuangkan keselamatan penduduk di bumi, mereka terus mencari bantuan, hingga akhirnya Wonder Woman menemui Cyborg seorang mantan atlit perguruan tinggi yang mengalami kecelakaan mobil namun setelah dilakukan rekonstruksi secara cybernetical membuatnya  memiliki kekuatan yang memungkinkannya terbang, mengubah tangannya menjadi meriam, dan memanipulasi teknologi. Sama halnya dengan Aquaman, Cyborg awalnya juga menolak tawaran Wonder Woman untuk bergabung. Namun akhirnya setelah beberapa hari Cyborg memutuskan untuk mau bergabung, sedangkan Aquaman baru bergabung saat mereka sedang berlaga melawan musuh.

Namun kekuatan mereka masih saja belum cukup, untuk mengalahkan Steepenwolf. Steepenwolf  hanya bisa dikalahkan oleh keturunan Krypton. Alasan itulah yang mendorong Batman untuk menghidupkan kembali Superman. Ide Batman ini mendapat respon pro dan kontra dari yang lain. Namun akhirnya dengan kekuatan sebuah "mother boxs", Superman dapat dihidupkan kembali. 

Masalah kembali muncul ketika Superman sudah hidup kembali. Superman masih menyimpan dendam dengan Batman (dalam kisah film sebelumnya). Akhirnya Tim ini harus melawan Steepenwolf sendiri tanpa Superman. Sayangnya 1 mother boxs berhasil juga direbut oleh Steepenwolf. Pertarungan terjadi melawan Steepenwolf tanpa Superman. Hingga pada detik-detik terakhir, Superman datang dan berhasil mengalahkan Steepenwolf. Film ini disutradarai oleh Zack Snynder dengan penulis skenario Chris Terrio.

Dari kisah ini saya bisa mengambil beberapa pesan positif, diantaranya :
  1. Bahwa untuk meraih dan mewujudkan kesejahteraan bersama itu butuh kerja bersama  dan kerja keras.
  2. Setiap anggota tim harus memiliki kesamaan visi dan misi untuk mencapai cita-cita bersama
  3. Pentingnya persatuan dan kesatuan agar bisa menjadi kekuatan untuk melawan kejahatan. 
  4. Mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan diri sendiri/tidak egois.
  5. Mau mendengarkan saran dari orang lain.
Poster Film

Superheroes

Tiket Nonton
Semoga review singkat saya ini bermanfaat bagi para pembaca dan penikmat film.***


Selasa, 31 Oktober 2017

Dua Buku dari Bentang Pustaka

Setelah menyelesaikan membaca bukunya Kak Ernest Prakasa yang diterbitkan oleh Penerbit Bentang (B-First), saya meresensinya menjadi resensi buku setengah jalan. Sebagai bentuk penghargaan kepada peresensi buku, penerbit mengirimkan paket berupa buku baru. Terimakasih Penerbit Bentang paket buku sudah tiba di tangan.

Isi dalam paket

Paket Buku dari Penerbit Bentang
Senangnya mendapat dua buah buku baru dari Bentang. Segera di baca, diresensi dan dikirim. Terimakasih sekali lagi Penerbit Bentang. 
*Ini kali pertama saya jadi mengenal lebih dekat dengan sosok Augie Fantinus dan Kak Billy Boen(YOT). Senangnya......


Jumat, 27 Oktober 2017

Review Film Negeri Dongeng





Film Negeri Dongeng yang disutradari oleh Anggi Frisca ini masuk dalam salah satu nominasi Piala Citra untuk Film Dokumenter. Film yang mulai dirilis tanggal 26 Oktober ini mengeksplor dan menunjukkan kepada penonton akan keindahan dan kekayaan bangsa Indonesia tercinta. Film yang tayang 2 hari sebelum peringatan hari Sumpah Pemuda ini mengajak kita semua khususnya kaum muda Indonesia untuk semakin mencintai dan bangga pada negeri sendiri.

Film Negeri Dongeng, sebuah film yang mengisahkan kisah nyata sekelompok kaum muda Indonesia  yang melakukan perjalanan ke 7 gunung tertinggi di Indonesia. Tujuh puncak gunung itu antara lain Gunung Kerinci(Nov 2014), Gunung Semeru(Des 2014), Gunung Rinjani(Jan 2015), Gunung Bukit Raya(Feb 2015), Gunung Rantemario(Mei 2015), Gunung Binaiya(Nov 2015), dan Gunung Cartenz(April 2016). Perjalanan sekelompok kaum muda ini tidaklah berjalan mulus, mereka mengalami berbagai peristiwa yang memberi pengalaman dan mendewasakan. Baik saat perjalanan maupun saat perjumpaan dengan orang-orang yang mereka temui sepanjang perjalanan. 

Beberapa pesan positif yang berhasil saya simpulkan setelah menonton film Negeri Dongeng ini, antara lain :
  1. Kita diajak untuk semakin mencintai negeri Indonesia dengan segala keindahan dan kekayaannya. 
  2. Semakin bangga menjadi bangsa Indonesia.
  3. Memiliki sikap peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar kita, dengan menjaga kebersihan lingkungan selama melakukan pendakian.
  4. Membangun hubungan pertemanan dan persahabatan yang tulus, saling membantu, memiliki empati, tidak egois. 
Berikut beberapa adegan dari Film Negeri Dongeng.





Tiket nonton
Semoga semakin banyak orang terinspirasi setelah menyaksikan film Negeri Dongeng ini. Dan berani berkata "Aku Cinta Indonesia"(ACI) ***













Jumat, 20 Oktober 2017

Resensi Buku Jurnalisme Online

Jurnalisme Online 
Judul         : Jurnalisme Online
Pengarang : Engelbertus Wendratama
Penerbit    : B-First (PT. Bentang Pustaka)
Cetakan    : I, Agustus 2017
Tebal        : 204 halaman
ISBN        : 978-602-426-069-9


Panduan Jurnalis di Era Digital


Keberadaan internet dan kebutuhan masyarakat akan informasi secara gratis berpengaruh besar pada bisnis media cetak. Penurunan keuntungan dan hilangnya perhatian masyarakat pada media cetak menjadi indikasinya. Kondisi ini menuntut bisnis jurnalistik dan para jurnalis untuk beralih menyajikan liputan berita yang semula secara cetak ke media online. Hal ini membutuhkan sumber daya manusia dengan keahlian dan kecakapan yang perlu dipersiapkan secara khusus dan serius.

Buku yang terdiri dari 9 bab karya Engelbertus ini merupakan solusi dan panduan bagi para jurnalis, mahasiswa jurnalisme, dan para pekerja di bidang komunikasi dalam mendalami jurnalisme online. Dengan bahasa yang ringan dan sistematis menggunakan tata bahasa yang mudah dipahami, penulis menjelaskan cara kerja jurnalis online mulai dari aspek penulisan dan bahasa, prinsip dan etika jurnalisme, pemanfaatan alat multimedia dan media sosial. Buku setebal 204 halaman ini menjelaskan satu persatu unsur-unsur penting suatu berita yaitu fokus, fakta, nilai berita, jawaban, sumber, kejelasan dan etika yang menjadi salah satu bekal untuk membuat liputan online.  

Tiga jenis liputan media online juga dijelaskan dalam buku ini yakni liputan pendek, liputan langsung, dan liputan panjang. Pada bab V pembaca dibimbing dalam melakukan peliputan yang diawali dari melakukan riset pendahuluan dan menentukan fokus cerita, mengumpulkan data(foto dan video), dan menuliskan liputan. Dalam menulis berita perlu juga diperhatikan etika jurnalisme dan prinsip jurnalisme seperti kebenaran, keadilan, kemerdekaan, akuntabilitas, kemanusiaan. Buku ini selain memuat etika dan prinsip jurnalisme juga dilengkapi dengan beberapa bahan diskusi tentang pilihan etika bagi jurnalis dengan menggunakan teori klasik etika.

Pembaca semakin dimudahkan memahami materi buku ini  karena langsung diberi contoh, alamat web dan aplikasi yang terkait. Contoh pemanfaatan media sosial sebagai sumber cerita membuat pembaca semakin jelas memahami peran media sosial sebagai sumber berita dan penyebaran berita. Buku ini juga memberi solusi atas berbagai kesalahan dalam penulisan berita yang sering dijumpai jurnalis.***   

Oleh:
Eva Laura

Senin, 18 September 2017

Resensi Buku Setengah Jalan


Cover Buku 

Resensi dimuat di Kedaulatan Rakyat Senin, 18 September 2017


Judul         : Setengah Jalan
Pengarang : Ernest Prakasa
Penerbit    : B First (PT. Bentang Pustaka)
Cetakan    : I, Agustus 2017
Tebal        : 156 halaman
ISBN        : 978-602-426-034-7


Hidup itu soal kontribusi bukan durasi

Hidup ini singkat. Oleh karenanya seseorang hendaknya memanfaatkan waktu yang ada dengan bijaksana. Mengisi waktu dalam hidup dengan melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi banyak orang serta menghasilkan berbagai prestasi. Seperti yang diungkapkan penulis dalam buku ini bahwa makna hidup itu soal kontribusi bukan durasi. Makna hidup seseorang diukur dari seberapa banyak yang telah diberikan pada lingkungan sekitar dan bukan berapa lama seseorang hidup di dunia ini.

Refleksi inilah yang memotivasi Ernest menyelesaikan bukunya yang berjudul “Setengah Jalan”. Buku setebal 156 halaman ini berisi hasil refleksi hidup penulis hingga usia 35 tahun. 14 kisah dan pengalaman penulis dibagikan baik pengalaman dalam mengasuh anak-anak, berelasi dengan rekan-rekannya, kehidupan karirnya, relasinya dengan lingkungan sekitar, tanggapan penulis tentang kemajuan jaman, dll. Bagian pertama buku ini disampaikan pergeseran prioritas yang dirasakan penulis saat usia 20-an tahun dan 30-an tahun disertai dengan ilustrasi gambar.

Setiap kisah dalam buku ini terselip pesan positif yang sangat menginpirasi pembaca untuk semakin memaknai hidup dengan melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Salah satu pengalaman yang dibagikan Ernest adalah perjuangannya sampai pada puncak karirnya sebagai seorang komedian, penulis skenario dan sutradara film. Bahwa semua pencapaian dan keberhasilan itu butuh kerja keras, ketekunan, pengorbanan dan keseriusan. Kesetiaan dan kehangatan hubungan dalam keluarga ditunjukkan pula dalam buku ini disertai dengan foto-foto perjalanan hidup penulis.

Catatan sederhana tentang pengalaman hidup tersebut dituliskan dengan bahasa yang sederhana dan sangat akrab di telinga pembaca. Gaya bahasa yang ringan, jenaka, dan mengundang tawa mampu menghibur pembaca dan menjadikan buku ini sebagai bahan bacaan di saat santai. Sekumpulan kisah penulis dalam satu dekade menjadi penutup buku ini. Buku ini juga bisa bahan instropeksi diri dan memotivasi siapapun untuk memaknai hidup yang lebih baik dan memberikan konstribusi positif pada lingkungan sekitar.***

Oleh:
Eva Laura


Respon Koko Ernest di Twitter




Sabtu, 19 Agustus 2017

Resensi Buku Pahlawan Ekonomi Kreatif

Cover Buku
Judul           : Pahlawan Ekonomi Kreatif
Pengarang   : Yohanes Agatha Engel, ST.,Gr dan Heru Susanto, S.Sos
Penerbit      : PT. Elex Media Komputindo
Cetakan      : I, 2017
Tebal          : 289 halaman
ISBN          : 978-602-04-3162-8
  
Bekerja di Mana Saja

Kesibukan seseorang bekerja di kantor maupun instansi cukup menyita waktu kebersamaan bersama keluarga dan lingkungan sekitar. Seseorang menjadi kehilangan kesempatan untuk melakukan kegiatan kemasyarakatan, bersosialisasi maupun kegiatan pribadi seperti berolahraga atau sekedar menekuni hobi. Di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini, seseorang cukup bermodalkan laptop dan fasilitas internet untuk bisa tetap bekerja dan terus produktif di mana saja seperti di rumah, kafe, mall, atau tempat lain yang mendukung kreativitas seseorang. Selain mengurangi mobilitas, bekerja di mana saja atau istilahnya “Jobless Keren” juga bisa mengatasi kemacetan karena seseorang tidak perlu melakukan perjalanan menuju ke kantor.

Seseorang dapat memanfaatkan setiap waktu dan tempat untuk mewujudkan ide-ide kreatifnya dengan bekerja sesuai passion, keahlian dan hal-hal yang disukai. Menjadi Jobless Keren bisa menjadi media aktualisasi diri, pemuas diri dan memberikan pemasukan yang mendukung kehidupan lebih sejahtera dan bahagia. Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menjadi Jobless Keren diantaranya memiliki komitmen yang tinggi untuk berhasil, antusiasme, tekun, konsisten, kreatif, unik, memiliki perencanaan matang, dll. Menjadi Jobless Keren seseorang menjadi lebih mandiri dengan penghasilan yang ditentukan oleh dirinya sendiri serta menjadi bos bagi dirinya sendiri.

Buku yang terinspirasi dari buku The 4-hours Workweek (Timothy Ferrish) dan Career Success Without a Real Job (Ernie J. Zelinski) ini, memberi petunjuk dan bimbingan bagi siapa saja yang ingin memberdayakan otak dan internet serta memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga dengan menjadi Jobless Keren. Buku yang terdiri dari 12 bab ini menyajikan banyak peluang untuk menjadi Jobless Keren, keuntungan dan hal-hal yang mendukung, hal-hal yang dapat menjadi batu sandungan atau menjebak para Jobless dalam mengembangkan usahanya, serta hal-hal yang harus dihindari oleh para Jobless Keren.

Beberapa tokoh dan bisnis-bisnis yang telah berhasil memulai pekerjaannya dari mana saja seperti Dik Doang, Paul Allen, Bill Gates, Mark Zuckerberg, Bebek Slamet, Bakpia Pathok bisa menginspirasi pembaca. Bab 9 buku ini berisi para Jobless Keren yang bisa bekerja dimana saja dengan bekerja sebagai penulis, komikus, kartunis, berbisnis online, dll.

Menjadi Jobless Keren, para wirausaha menciptakan lapangan kerja sendiri baik bagi dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini mampu membantu bangsa ini mewujudkan negara yang mandiri dan makmur.***

Oleh:
Eva Laura

Kamis, 03 Agustus 2017

Resensi Buku Rinduku Sederas Hujan Sore Itu


Cover Buku

Judul         : Rinduku Sederas Hujan Sore Itu
Pengarang : J.S. Khairen
Penerbit    : Noura Book
Cetakan    : I, Mei 2017
Tebal        : 256 halaman
ISBN        : 978-602-385-330-4


Memaknai Misteri Ilahi

Perjumpaan, perpisahan, cinta, kesedihan, kegembiraan dan segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini semuanya sudah ada yang mengatur. Sekecil apapun peristiwa yang kita alami, semua atas ijin dan kehendak Sang Ilahi yang Empunya hidup ini. Dia menjadikan segala sesuatu mungkin, yang bagi manusia itu mustahil. Baik peristiwa yang menggembirakan maupun peristiwa yang mengurai air mata bahkan peristiwa yang kadang diluar perkiraan manusia.  

J.S. Khairen dengan bukunya yang berisi kumpulan cerita pendek dan puisi menghantarkan pembaca untuk semakin memaknai dan menghargai kehidupan. Ide penulisan buku ini bermula saat penulis melakukan perjalanan di Samarinda, Batu, Bukittinggi, Lamandau dan Bali. Peristiwa yang kerap terjadi dalam hidup yang kadang sulit untuk dimengerti dituliskannya dengan bahasa yang sederhana. Sesekali pembaca diajak untuk kembali ke peristiwa di masa lalu. Pembaca dibuatnya larut dalam emosi saat membaca cerita dan kenangan-kenangan yang kebanyakan bermula dari kehadiran hujan. Membahagiakan, mengharukan, mengejutkan, bahkan di luar dugaan menjadi akhir dari setiap cerita dalam buku ini.

Satu cerita dengan cerita yang lainnya tidak ada hubungannya sehingga memungkinkan pembaca untuk membaca sesuai judul yang diinginkan. Beberapa baris puisi atau ungkapan berupa kalimat puitis mengantar pembaca untuk melanjutkan ke cerita berikutnya. Kisah cinta gaya anak muda yang ditulis dengan kalimat-kalimat yang puitis dan romantis membuat buku ini semakin asyik untuk dibaca. Cerita tentang seekor kucing yang mengajarkan arti cinta dan pengorbanan semakin memperkaya kisah dalam buku ini.

 Memaknai pentingnya sebuah hubungan antar anggota keluarga, keikhlasan memaafkan, arti kesetiaan, cinta yang meneguhkan, menerima perbedaan keyakinan dan menerima setiap kenyataan dalam hidup yang penuh misteri menjadi pesan dari cerita-cerita dalam buku ini. Tiap kisah yang menyiratkan makna kehidupan mampu mendewasakan dan membantu pembaca menentukan pilihan terbaik dalam hidup. Buku ini bisa menjadi bacaan bagi kaum muda dan siapapun pada saat santai untuk mengisi waktu luang.***
  
Oleh:
Eva Laura

Senin, 17 Juli 2017

Review Film Filosofi Kopi 2 : Ben & Jody


Quote dari Ben (Chicco Jeriko)
Membangun sebuah bisnis/usaha memang tidak mudah, apalagi jika melibatkan orang lain, entah anggota keluarga, teman maupun sahabat. Masing-masing memiliki kemampuan dan idealisme sendiri-sendiri. Seperti yang terjadi pada usaha kedai Filosofi Kopi yang dibangun oleh dua orang sahabat Ben(Chicco Jeriko) dan Jody(Rio Dewanto) yang diceritakan dalam film Filosofi Kopi. Perjalanan mengembangkan kedai ini tidak berjalan mulus, banyak pergulatan dan pergumulan serta pelajaran berharga yang mendewasakan mereka. Sebagai kelanjutan dari film Filosofi Kopi dari novel karya Dee Lestari, kisah tentang perjalanan dua orang sahabat Ben dan Jody dalam mengembangkan bisnis kedai kopi berlanjut dalam film Filosofi Kopi 2 : Ben & Jody. Berikut sinopsis yang sempat saya capture dari www.21cineplex.com. 

Sinopsis Filosofi Kopi 2 : Ben & Jody


Hari keempat sejak launching film ini Minggu 16 Juli 2017 kami menyempatkan diri untuk menontonnya karena di hari pertama pemutaran film ini  tiket sudah sold out dan kami akhirnya kebagian tiket nonton film Dispicable Me  yang berada di daftar film yang diputar bulan ini selain Spiderman-Homecoming.

Tiket nonton kami
Ben dan Jody memutuskan untuk kembali ke Jakarta setelah berkeliling Indonesia menjajakan kopi terbaiknya. Mereka ingin membangun kembali bisnis kedai kopi ini menjadi semakin mapan setelah pernah tutup beberapa tahun yang lalu. Namun semua itu terkendala oleh modal. Mereka harus mencari dana untuk bisa mendapatkan kembali lokasi kedai yang dulu dengan biaya yang sangat mahal. Mereka mencari investor kesana kemari dengan mempresentasikan bisnis kopi racikan mereka. Hingga akhirnya mereka bertemu dengan Tara(Luna Maya) yang mau menginvestasikan uang tabungannya di Filosofi Kopi. Akhirnya Filosofi Kopi Jakarta buka kembali seperti dulu.

Kehadiran Brie(Nadine Alexandra) sebagai Barista menimbulkan perbedaan pendapat antara Ben dan Jody. Cara kerja dan hasil racikan kopi Brie yang belum maksimal menyebabkan Filosofi Kopi memperoleh review yang jelek dari pembeli. Untuk memperbaiki review itu Tara dan Ben berniat mendirikan Filosofi Kopi di Jogja yang bertempat di Joglo warisan orang tua Tara(namun tetap bayar sewa lho..tidak gratis). 

Sementara bisnis Filosofi Kopi di Jogja sedang ramai-ramainya, Ben mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dan ia harus pulang ke Lampung. Dalam kondisi duka, tiba-tiba datang karangan bunga dari seseorang teman ayahnya yang dulu merebut Perkebunan Sawit ayahnya dengan paksa dan yang menyebabkan ibunya meninggal. Emosi dan kemarahan Ben memuncak melihat hal itu dan merusak karangan bunganya. Sekembalinya ke Jogja setelah dari Lampung, Ben juga dikejutkan oleh karangan bunga yang ditolak Tara. Kenyataan membuktikan bahwa Tara adalah Putri dari orang yang telah menyebabkan ibunya meninggal. Disini mulai terjadi konflik dan penolakan Ben terhadap Tara. 

Peristiwa ini menyebabkan Ben semakin dekat dengan Brie dan Jody semakin dekat dengan Tara. Konflikpun mulai terjadi diantara Ben dan Jody yang telah lama bersahabat, saat Ben membaca gelagat bahwa Jody mulai menyukai Tara. Kedekatan Ben dan Brie membawa mereka untuk datang ke perkebunan kopi dan ke sebuah lahan dimana ayah Ben sudah menyemai biji kopi menjadi bibit-bibit tanaman kopi. Brie yang seolah lulusan Pertanian Melbourne tertarik akan hal itu. 

Persahabatan yang terjadi diantara Ben dan Jody menyisakan kerinduan diantara mereka, hingga suatu saat mereka dapat menerima kesalahan masing-masing dan saling memaafkan. Ben dan Brie memutuskan untuk berada di perkebunan kopi di daerah asalnya sedangkan Jody dan Tara mengembangkan usaha Filosofi Kopi dari hasil kopi dengan brand Brie&Ben.

Film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini mengambil setting beberapa lokasi seperti Jakarta, Yogyakarta, Makasar, Tana Toraja, dll. Alur cerita ini yang sangat apik dengan sesekali penonton diajak untuk kembali ke masa lalu mengingat peristiwa sebelumnya. Beberapa adegan disajikan secara tersirat namun mampu memberi petunjuk dengan mudah kepada penonton untuk menterjemahkan sendiri maknanya. Akhir dari cerita ini sangat bijaksana dan membahagiakan, membuat saya sendiri menjadi puas menyaksikannya.

Beberapa pesan penting dan menarik yang bisa saya catat dari film ini, antara lain :
  1. Bisnis atau usaha itu butuh modal. Salah satu caranya dengan mencari investor yang mau menginvestasikan uangnya ke bisnis yang sedang dibangun. Siapkan dan pastikan presentasi tentang bisnis tersebut bagus dan meyakinkan investor. 
  2. Dedikasikan diri sepenuhnya pada bisnis itu dan bersungguh-sungguhlah dalam menyajikan produk terbaik bagi konsumen. 
  3. Bisnis yang dibangun dengan orang lain, teman, sahabat, saudara pasti menghadapi berbagai perbedaan, permasalahan dan konflik entah cinta atau masalah keluarga. Apapun masalahnya selesaikan, komunikasikan serta cari solusi terbaik bagi semua. 
  4. Masing-masing pribadi dianugerahi keahlian dan kemampuan yang berbeda, hargailah itu dan beri kesempatan dan kepercayaan kepada orang lain untuk mencoba dan mempelajari hal baru.
  5. Persahabatan itu sangat berharga. So, jika ada masalah selesaikan dengan baik jangan sampai masalah itu merusak persahabatan yang telah dibangun sejak lama. 

Berikut beberapa foto dari adegan film Filosofi Kopi 2 : Ben & Jody


Adegan Film : Ben sedang melihat cara Brie meracik kopi

Barista Ben sedang meracik kopi di Kedai Filosofi Kopi Jakarta 

Adegan film : Ben dan Brie

Adegan film : Tara dan Jody. Saat Tara mengetahui kebenaran bahwa ayahnya yang menyebabkan ibu Ben meninggal

Adegan Film : Ben-Tara-Jody saat mereka melihat logo Filosofi Kopi di dinding yang telah lama mereka tinggalkan

Quote Filosofi Macchiato
Itu dulu ya yang bisa saya bagikan tentang review film Filosofi Kopi 2 : Ben & Jody. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.***


Senin, 17 Juli 2017

#BanggaFilmIndonesia





Jumat, 14 Juli 2017

Review Film Despicable Me 3

Warisan orangtua tak harus diteruskan anaknya
jika warisan itu adalah warisan untuk berbuat jahat
#evequote #DM3


Masih dalam suasana libur sekolah, IIIumination Entertainment meluncurkan film komedi animasi Despicable Me 3 sekuel dari film Despicable Me 2 tanggal 12 Juli 2017. Kami yang kala itu hendak membeli tiket nonton Filosofi Kopi 2 : Ben & Jody kehabisan tiket dan kami mengalihkan untuk menonton film komedi animasi ini. 


Tiket nonton kami
Berikut sinopsis film Despicable Me 3 yang saya dapatkan dari www.21cineplex.com :


Kisah sederhana yang mudah dipahami oleh anak-anak ini disutradarai oleh Pierre Coffin, Kyle Balda bercerita tentang misi melawan dan menumpas penjahat bernama Balthazar Bratt (Trey Parker) yakni seorang Anak Nakal. Sebuah cerita komedi animasi yang mampu menuai gelak tawa penonton diantaranya aksi dari Minions dan putri-putri Gru. 

Gru ternyata memiliki saudara kembar bernama Dru dan mereka bertemu. Dru mengajak dan menunjukkan kepada Gru semua peralatan dan perlengkapan perang warisan ayahnya. Dru mengira bahwa Gru masih melakukan perbuatan jahat. Berkali-kali Dru merayu Gru untuk  kembali melakukan perbuatan jahat bersamanya. Namun tetap saja Gru menolak. Gru berpikir dan membohongi saudaranya untuk melakukan kejahatan dengan mengambil permata yang dicuri oleh seorang penjahat. Gru dan Dru akhirnya bersatu melawan penjahat yang berusaha menghancurkan seisi kota. Mereka akhirnya berhasil mengalahkan penjahat. Namun saat itu Dru mengetahui bahwa saudaranya membohonginya. Dru menjadi marah dan bersikuku untuk terus tetap melakukan kejahatan karena ayahnya adalah penjahat. 

Hal penting yang ingin saya sampaikan disini adalah :
  • Saya salut akan perubahan sikap Gru yang sudah berubah melakukan perbuatan baik, walaupun ayahnya seorang penjahat. 
  • Saya kurang sepakat dengan pernyataan Dru kepada Gru di akhir cerita : "Kita harus melakukan kejahatan, karena ayah kita adalah penjahat dan ini adalah warisan ayah." Jika yang diwariskan oleh orangtua itu baik, maka kita pantas dan layak untuk melestarikannya. Namun jika yang diwariskan oleh orangtua itu suatu perbuatan jahat, maka kita harus meninggalkannya.
Jadi buat para orang tua yang mengantarkan anak-anaknya menonton film ini, tolong poin kedua ini menjadi perhatian dan disampaikan pada mereka. :)

Berikut beberapa adegan dari film Despicable Me 3 :



Gru dan kembarannya Dru 

Gru dan Dru akan mengalahkan penjahat




Pesawat yang dikendarai Gru dan Dru untuk melawan penjahat

Kamis, 13 Juli 2017
#WarisanTakHarusDilakukanJikaBerbuatJahat